JOMBANG (Panjimas.com) – Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang, KH Junaidi Hidayat menyatakan bahwa stiker ajakan sholat 3 waktu yang beredar di Kota Santri itu sangat meresahkan masyarakat. (Baca: Stiker Ajakan Sholat 3 Waktu Khas Syi’ah Resahkan Warga Jombang)
Selain itu, Junaidi juga menegaskan jika stiker sholat 3 waktu yang dibuat dan diterbitkan oleh Pondok Pesantren Urwatul Wutsqo (PPUW) Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Provinsi Jatim itu berpotensi menyesatkan masyarakat.
“Kami sangat menyesalkan beredarnya stiker itu, karena berpotensi menyesatkan,” tegas Junaidi pada Selasa (17/2/2015) seperti dilansir Beritajatim.com, sembari menunjukkan segepok stiker ajakan sholat 3 waktu yang dibawa oleh Junaidi.
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, saat ini ada banyak sekali ajaran yang mengaku bagian dari Islam, namun secara tidak langsung malah bertentangan dengan Islam. Salah satunya adalah ajakan sholat 3 waktu dalam sehari melalui stiker yang akhir-akhir ini sudah beredar dan menghebohkan warga Jombang, Jawa Timur (Jatim).
Dalam stiker berukuran kecil itu berisi ajakan untuk melakukan sholat tiga waktu. Misalnya, dzuhur dan ashar dilakukan pada waktu dzuhur. Kemudian sholat maghrib dan isya’ dilakukan pada waktu isya’. Sholat tiga waktu tersebut disebut sholat jamak.
Namun yang membedakan, sholat jamak tersebut bisa dilakukan meski tidak bepergian. Kemudian sholat tersebut diperuntukkan bagi petani, pedagang kaki lima dan pekerja lainnya. “Jamak boleh dilakukan tiap hari meski tidak bepergian,” tulis dalam stiker tersebut, pada Selasa (17/2/2015) seperti dilansir Beritajatim.com.
Pelaksanaan sholat yang dilakukan 3 waktu dalam sehari ini sangat kental sekali dengan ajaran, tata cara ibadah dan ciri khas kaum Syi’ah yang sudah difatwakan sesat dan menyesatkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebab dalam Islam, sholat yang wajib dilakukan umat Islam dalam sehari semalam adalah 5 waktu. [GA]