BEKASI (Panjimas.com) – Al Habib Faisal bin Salim bin Ali Al-Kaff, penegak Syariah sekaligus kepala security di kampung Az-Zikra, pimpinan KH Arifin Ilham, menteskan air mata saat mengisahkan perilaku biadab preman Syiah.
Bagaimana tidak, Habib Faisal dipukuli dan diinjak-injak oleh preman Syiah di depan anak-anaknya. Hal itu terjadi saat gerombolan preman aliran sesat Syiah menyerang kampung Az Zikra pada Rabu (11/2/2015) malam.
“Kalau secara pribadi saya tabah dan saya kuat, saya sedih itu mereka menganiaya saya, memukuli saya di depan kedua anak saya, itu yang membuat sedih saya,” kata Habib Faisal sambil menahan air mata di hadapan ribuan jamaah saat Kajian Umum Kajian Umum Mengenal & Mewaspadai Bahaya Syi’ah di Aula KH Nur Ali, Islamic Center, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (19/2/2015).
“Kalau secara pribadi saya tabah dan saya kuat, saya sedih itu mereka menganiaya saya, memukuli saya di depan kedua anak saya, itu yang membuat sedih saya,” kata Habib Faisal sambil menahan air mata
Habib Faisal yang sebenarnya sudah sekuat tenaga membela diri, kebetulan ia seorang pegiat ilmu bela diri karate sabuk hitam Dan IV.
Ketika pentolan preman Syiah bernama Ibrahim Al-Habsyi menyerangnya satu lawan satu, ia pun menangkis serangannya dengan mudah. Namun, liciknya sang gembong preman Syiah itu berteriak bahwa dirinya dipukul, padahal tak satu jurus pun keluar dari Habib Faisal untuk membalas serangan.
Kemudian, gerombolan preman yang diperkirakan berjumlah 50 orang itu mengeroyok Habib Faisal yang saat itu hanya seorang diri.
“Rupanya dia kesal, dia teriak, ‘gebukin itu ISIS’ lalu nyerang kawan-kawan mereka semua. Mereka gebukin saya, dari kanan, kiri, depan dan belakang. Lalu saya terjatuh, ditendang diinjak, segala macam. Kaki saya lecet, bibir saya pecah ada tiga jahitan dan sempat diseret sama mereka,” ungkapnya.
Jadi ketika saya dipukuli itu, anak saya teriak-teriak, ‘Abi… Abi…’ sambil nangis mereka lari ke rumah tetangga. Tapi Syiah laknatullah itu tak hiraukan, mereka tetap pukuli saya.
Pada saat penganiayaan brutal itu terjadi, anak Habib Faisal yang masih kecil duduk di kelas 4 SD menyaksikan ayahnya dipukuli, hingga berteriak histeris.
“Jadi ketika saya dipukuli itu, anak saya teriak-teriak, ‘Abi… Abi…’ sambil nangis mereka lari ke rumah tetangga. Tapi Syiah laknatullah itu tak hiraukan, mereka tetap pukuli saya. Akhirnya saya dibawa sekitar 1 Km ke arah masjid, sambil dipukuli belakang saya. Saya bilang, ‘saya bukan RW, saya bukan RT, saya bukan yang pasang spanduk,” bebernya.
Dalam kondisi teraniaya, Habib Faisal pun terus berdzikir menyebut Asma Allah. Ia pasrah dengan kondisi yang menimpa dirinya.
“Saya sudah pasrah, di situ saya selalu menyebut nama Allah, waktu saya terkapar, waktu saya jatuh, diinjak-injak saya menyebut nama Allah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakil, tolong hamba ya Allah, hamba pasrah kepadaMu ya Allah,” tuturnya.
Saya sudah pasrah, di situ saya selalu menyebut nama Allah, waktu saya terkapar, waktu saya jatuh, diinjak-injak saya menyebut nama Allah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakil, tolong hamba ya Allah
Tak berhenti sampai di situ, setelah dianiaya secara brutal, Habib Faisal malah dibawa ke kantor polisi dan dilaporkan oleh gerombolan Syiah, seolah dirinya adalah penjahat.
“Saya dibawa ke Polsek Babakan Madang, di situ dia (preman Syiah) mengatakan, ‘pak ini yang masang spanduk’ lalu semua berkumpul ke halaman Polsek. Seolah-olah saya ini mau dijadikan tersangka,” ujarnya.
Hingga akhirnya kebenaran pun terungkap, bahwa para preman Syiah itulah yang bersalah karena melakukan penganiayaan. Dari sekitar 50 orang, 10 orang preman diantaranya kabur dan kini tersisa hanya 34 orang yang ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan. [AW]