JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur Kontra Terorisme dan Kontra Separatisme PUSHAMI, M. Yusuf Sembiring mengecam tindakan preman aliran sesat Syiah yang meneror perkampungan Az Zikra pimpinan Ustadz Arifin Ilham di Sentul, Bogor, Jawa Bara para Rabu (11/2/2015) malam lalu.
Sebenarnya, menurut Yusuf aksi teror kelompok aliran sesat Syiah sudah terjadi berkali-kali. Bahkan ia menengarai, aksi teror aliran sesat Syiah hanyalah sebagain kecil dari makar Syiah yang bersiap melakukan kudeta terhadap NKRI.
“Di sinilah letak lemahnya aparat kepolisian kita, orang-orang yang hendak melakukan makar seperti Syiah ini malah justru tidak dibidik,” kata Yusuf Sembiring kepada Panjimas.com, Kamis (12/2/2015).
Sikap aparat yang cenderung lambat dan tidak jeli melihat bahaya Syiah, menurut Yusuf patut dicurigai kemungkinan adanya penyusupan di dalamnya. Sebab jangankan ke tubuh aparat, ke partai politik dan lembaga legislatif pun mereka ada.
“Wallahu a’lam, mungkin saja ada diantara aparat penegak hukum seperti Polri atau TNI yang mendukung Syiah,” ujarnya.
Sudah banyak buktinya, buku-buku juga beredar tentang bagaimana Syiah ini begitu membahayakan NKRI. Harusnya kajian-kajian, kegiatan ritual dan pelatihan paramiliter mereka juga harus dibidik oleh aparat
Yusuf juga membantah argumentasi preman Syiah pelaku penyerangan perkampungan Az Zikra, bahwa mereka berniat mencopot spanduk anti Syiah yang merusak NKRI.
Sebaliknya, menurut Yusuf justru aliran sesat Syiah yang sangat membahayakan NKRI. Di Yaman sendiri Syiah telah melakukan kudeta bersenjata.
“Sudah banyak buktinya, buku-buku juga beredar tentang bagaimana Syiah ini begitu membahayakan NKRI. Harusnya kajian-kajian, kegiatan ritual dan pelatihan paramiliter mereka juga harus dibidik oleh aparat,” paparnya.
Sudah saatnya pemerintah dan aparat penegak hukum merubah paradigmanya tentang terorisme, bahwa Syiah itulah sesungguhnya terorisme yang membahayakan NKRI. Sebelumnya sudah ada aksi teror terhadap para ulama, asatidz kita yang sedang melakukan kajian, termasuk pengurus masjid jadi korban teror. Jadi aparat keamanan harus jeli menyikapi permasalahan ini
Selain itu, Yusuf juga mendesak pemerintah untuk merubah paradigma mereka tentang terorisme. Sebab, dari sejumlah peristiwa, Syiah justru terbukti melakukan tindak pidana terorisme.
Bukti aliran sesat Syiah melakukan dugaan tindakan terorisme, terjadi pada saat bentrokan antara Syiah dan warga Muslim di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Kecamatan Omben dan Desa Bluuran, Kecamatan Karang Penang, Sampang, Madura, pada akhir Agustus 2012 lalu,
Saat itu, penganut Syiah pimpinan Tajul Muluk jelas-jelas menggunakan bahan peledak dengan membuat ranjau dan melukai warga setempat.
“Sudah saatnya pemerintah dan aparat penegak hukum merubah paradigmanya tentang terorisme, bahwa Syiah itulah sesungguhnya terorisme yang membahayakan NKRI. Sebelumnya sudah ada aksi teror terhadap para ulama, asatidz kita yang sedang melakukan kajian, termasuk pengurus masjid jadi korban teror. Jadi aparat keamanan harus jeli menyikapi permasalahan ini,” tandasnya. [AW]