LUMAJANG (Panjimas.com) – Sejumlah komunitas di Kabupaten Lumajang yang terdiri dari Lumajang Hijabers Community, PKPU, Damar Club dan One Day One Juz (ODOJ) berunjuk rasa menolak perayaan Hari Valentine pada Jum’at (13/2/2015). Aksi yang diikuti para remaja putri dan ibu-ibu itu diwarnai acara bagi-bagi jilbab kepada pengendara kendaraan bermotor di perempatan Adipura, Jalan Panglima Sudirman, Lumajang, Jatim.
Selain diwarnai orasi, aksi menolak Hari Kasing Sayang yang biasa dirayakan pada tanggal 14 Februari ini juga disertai pekikan takbir berkali-kali. Massa membawa sejumlah poster bertuliskan “Say No To Valentine” serta himbauan mengenakan jilbab. Koordinator lapangan aksi ini, Novi Istianah mengatakan sangat prihatin dengan sikap remaja putri zaman sekarang terkait dengan Valentine Day.
Apalagi, lanjut Novi, sejumlah minimarket atau supermarket juga disebut-sebut menjual permen dan cokelat berhadiah kondom selama Valentine Day berlangsung. “Artinya, momen Hari Valentine ini dipakai sebagai media memfasilitasi seks bebas,” ujarnya.
Dalam orasinya, Novi menceritakan kejadian yang dijumpai rekannya yang berprofesi sebagai tenaga medis. Tenaga medis di sebuah rumah sakit swasta itu, kata Novi, kebingungan ketika memasang kateter pada perempuan muda yang terkena gangguan saraf otak.
Tenaga medis tersebut lalu menanyakan usia pasien itu ke ibunya. Tenaga medis itu kaget lantaran walau masih duduk di kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP), pasien itu seperti sudah tiga kali punya anak.
Novi juga berkisah tentang seorang ibu yang tengah memeriksakan anaknya yang masih duduk di bangku SMP ke sebuah rumah sakit. Anak perempuannya ini mengeluh tidak bisa buang air besar, sehingga membuat perutnya membesar. Ternyata sang ibu tidak tahu bahwa anaknya sedang hamil.
Cerita-cerita seperti itulah yang membuat sejumlah komunitas di Lumajang prihatin. Seorang dokter perempuan yang juga salah satu orator dalam aksi tersebut pun menceritakan beberapa kasus persalinan pada usia dini. “Ada kecenderungan meningkat,” jelasnya.
Aksi menolak Valentine ini, kata dokter tersebut, merupakan bentuk keprihatinan terhadap para remaja putri. “Ini juga sebagai upaya untuk menghimbau para orang tua agar menjaga putra-putrinya,” ujarnya. [GA/tmp]