PANJIMAS.COM – Mujahidin di dunia maya yang menyebut diri mereka “CyberCaliphate” kembali beraksi dengan membobol akun Twitter resmi Newsweek.
Mujahidin CyberCaliphate juga mengirimkan mengancam Presiden AS Barack Obama dan keluarganya ketika mereka menguasai akun Twitter majalah Newsweek pada Selasa (10/2/2015).
Dalam akun Twitter yang dibajak itu, mujahidin menuliskan pesan dengan kata-kata “Je Suis IS,” (kami adalah Islamic State) sebuah acuan dukungan untuk Daulah Islamiyah.
“Je Suis IS” adalah referensi ke frase “Je suis Charlie” yang muncul bulan lalu sebagai bentuk dukungan pemimpin barat terhadap majalah penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo.
Selanjutnya, mujahidin CyberCaliphate juga menulis pesan ancaman untuk keluarga Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, “#CyberCaliphate Bloody Valentine’s Day” (Valentine berdarah CyberCaliphate). Lalu, #MichelleObama! We’re watching you, you girls and your husband!” (Michelle Obama! Kami sedang menyaksikanmu, putrimu dan suamimu).
Mujahidin dunia maya itu juga memposting pesan yang ditujukan untuk Amerika Serikat sebagai pembalasan atas tindakannya di dunia Muslim.
“While the U.S. and its satellites are killing our brothers in Syria, Iraq and Afghanistan, we are destroying your national cybersecurity system from inside.”
“Sementara AS dan satelitnya membunuh saudara-saudara kami di Suriah, Irak dan Afghanistan, maka kami hancurkan sistem Cyber Security nasional anda dari dalam.”
Akun tersebut juga digunakan untuk berbagi apa yang tampaknya menjadi dokumen yang berkaitan dengan program pertahanan Cyber Security militer AS.
Sampai akhirnya, Newsweek menguasai akun twitter itu kembali dan meminta maaf kepada para pembacanya.
Untuk diketahui, sebelumnya pasukan Cyber mujahidin Daulah Islamiyah, Cybercaliphate, telah meretas akun Twitter dan YouTube Pusat Komando Amerika Serikat. (Baca: Allahu Akbar! Pasukan Cyber Daulah Islamiyah, Cybercaliphate Bobol Akun Twitter & Youtube Pusat Komando Koalisi Salibis Amerika Serikat)
Tak hanya menguasai akun Twitter dan Youtube beberapa saat, tetapi mujahidin di dunia maya juga mengungkap data sejumlah tentara Amerika Serikat, dari mulai nama mereka, tempat tinggal, nomor kontak dan email masing-masing. (Baca: Hasil Retas Cybercaliphate Ungkap Skenario Perang Amerika Serikat di Indonesia)
Bahkan, CyberCaliphate juga mengungkap sejumlah file milik tentara Amerika Serikat, terkait strategi, anggaran, termasuk skenario perang di sejumlah daerah yang telah dibidik oleh militer AS di beberapa negara, termasuk skenario perang di Indonesia. [AW/WP, reut]