JAKARTA (Panjimas.com) – Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Komunis China saat ini dikabarkan sedang menjalin kerjasama untuk mencari dan memburu para mujahidin Uighur dari Xinjiang China yang ditengarai singgah ke Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).
“Mereka menggunakan jalur imigrasi melalui Myanmar, Thailand Selatan, dan Malaysia selanjutnya menggunakan paspor Turki masuk wilayah wilayah RI diawali dengan Medan, dengan dalih mencari suaka” kata Kepala Fungsi Politik KBRI Beijing, Sugeng Wahono, pada Selasa (10/2/2015).
Sugeng menjelaskan, dirinya menerima informasi tersebut dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution dan Wakil Menteri Keamanan Umum China, Meng Hongwei.
Dalam pertemuannya dengan Meng Hongwei di Beijing, Kepala BNPT mengemukakan bahwa para mujahidin asal Xinjiang itu termasuk dalam jaringan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS) yang tinggal di Poso dan hendak mendukung kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.
Bahkan pergerakan mereka kini diduga BNPT menuju Puncak Bogor Jawa Barat (Jabar) untuk bergabung dengan sejumlah orang-orang Timur Tengah yang ingin menuju Poso.
“Dari sembilan orang Uighur yang masuk ke Poso, empat berhasil ditangkap, dua melarikan diri ke Malaysia dan tiga lainnya ke hutan di Poso,” ujar Saud.
Empat orang yang tertangkap, dalam keterangan awal mengaku berasal dari Uighur. Namun, setelah dikroscek, mereka tidak mengakui asal usul mereka dari Xinjiang dan berkeras mengatakan berasal dari Turki.
“Hal itu menyulitkan kami untuk mengungkap jaringan teroris (baca; Mujahidin) empat orang tersebut, karena menggunakan paspor Turki dan telah bergabung jaringan teroris internasional, dan mereka sangat tertutup,” lanjut Saud.
Terkait hal itu, BNPT menyatakan telah menyerahkan data keempat orang Uighur tersebut berupa sidik jari dan DNA, nomor telepon selular serta kartu anjungan tunai mandiri (ATM) untuk dijadikan bahan penyelidikan oleh pihak Kementerian Keamanan Publik Pemerintah Komunis China.
Keempat orang Uighur yang berhasil ditangkap beberapa bulan lalu itu hingga kini masih berada dalam tahanan Polri. Berdasarkan data dari BNPT, saat ini tercatat sekitar seribu orang Muslim Uighur yang berada di Malaysia. [GA/trb/rol]