JAKARTA (Panjimas.com) – Penyidik Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan pemeriksaan terhadap jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn terkait pelaporan keluarga korban kasus pelanggaran HAM Talangsari, Lampung. Nairn diperiksa sebagai saksi dalam perkara tersebut.
Nairn diperiksa sejak pukul 11.00-16.00 WIB di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Ada Sekitar 20 hingga 40 pertanyaan yang diajukan polisi kepada Nairn dalam pemeriksaan tersebut.
Usai menjalani pemeriksaan, Nairn mengungkapkan jika dirinya diperiksa atas pelaporan keluarga korban Talangsari yang melaporkan mantan Kepala Badan intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono dengan tuduhan pencemaran nama baik.
“Polisi mau tanya wawancara saya dengan Jenderal Hendropriyono khususnya tentang fakta bahwa dia bilang sama saya, bahwa korban Talangsari bunuh diri. Sebenarnya itu pembunuhan massal oleh pasukan Hendro tapi dia bilang bunuh diri,” ungkap Nairn, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (10/2/2015).
Adapun, materi pemeriksaan menyangkut hasil wawancara Nairn dengan Hendro soal kasus Talangsari. Di mana dalam wawancaranya itu, Hendro kepada Nairn menyebut jika korban Talangsari melakukan aksi bunuh diri massal. Hal ini kemudian diperkarakan oleh keluarga salah satu korban.
“Dan ada perkara, karena keluarga para korban itu mereka merasa deklarasi oleh Hendro kepada saya bahwa bunuh diri itu pencemaran nama baik. Dan memang itu tidak benar, karena Komnas HAM banyak kesaksian, banyak bukti. Saya cari beberapa hari lalu di Talangsari, saya jumpa korban-korban bicara banyak disana termasuk tentara dan polisi disana. Dan jelasnya itu pembantaian massal oleh Jenderal Hendropriyono,” bebernya.
Dalam wawancaranya itu, Hendro menyebutkan beberapa poin kepada Nairn terkait peristiwa Talangsari itu.
“Ada sekitar seratus atau duaratus lebih korban, kebanyakan besar korban itu orang sipil tanpa senjata, termasuk banyak perempuan dan anak-anak. Jenderal Hendro juga bilang sama saya, pasukan dia mengepung pondok-pondok warga Talangsari,” katanya.
“Dan Hendro kata sama saya, bahwa dia langsung bicara sama warga itu, kata dia, dia bilang sama warga itu ‘ayo keluar dari pondok, kalau tidak keluar kami akan menyerang’. Dan terus Hendro bercerita sama saya, tiba-tiba semua pondok-pondok itu dibakar itu bunuh diri masal oleh orang. Itu yang dikatakan hendro pada saya,” imbuhnya. [AW/detik, dbs]
REKAMAN AUDIO WAWANCARA AM HENDROPRIYONO