YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syariffudin saat sesi ta’aruf Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI (keenam) di Hotel Inna Garuda Yogyakarta (Jogja) pada Ahad (08/02/2015) malam berharap agar KUII dapat menjadi tonggak bersatunya umat Islam di Indonesia.
Pemilihan Kota Gudeg sebagai arena kongres menurut Menag juga merupakan sebuah keputusan yang positif, terlebih karena nilai historis yang ada di Kota Kerajaan Mataram tersebut. Lukman mengatakan, banyak sisi positif dari Jogja yang dapat diambil untuk kemajuan umat Islam di Indonesia.
“Di Yogyakarta ini kerajaan Mataram dengan historis Islamnya tumbuh dan berkembang dalam keberagaman. Hal itulah yang harus terus diimplementasikan oleh seluruh umat Islam di Indonesia, yaitu moderat dalam harmoni, itulah yang paling penting,” ungkap Lukman Hakim.
Selain itu, Lukman Hakim mengatakan bahwa kehadiran para tokoh, ulama dan cendekiawan Muslim dalam KUII juga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebab berkumpulnya para ulama, tokoh dan cendekiawan Muslim merupakan kesempatan untuk mencetuskan ide cemerlang terhadap penyelesaian persoalan umat.
Menag mengharapkan para ulama, tokoh dan cendekiawan Muslim juga melakukan evaluasi terhadap hasil rekomendasi yang dihasilkan dari KUII. Sebab, dari evaluasi itu dapat diketahui sejauh mana rekomendasi tersebut terlaksana. “Rekomendasi dari kongres pertama sampai saat ini harus berkesinambungan,” katanya.
Menag juga mengharapkan KUII jangan hanya dijadikan ajang silaturahmi. Namun lebih dari itu yaitu bagaimana mampu mengembangkan diri serta menghasilkan kerja nyata. (Baca: Ketua MUI: KUII di Jogja adalah Ajang Silaturahmi Untuk Selesaikan Masalah Umat)
Pendapat senada diungkapkan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (Ketum MUI), Din Syamsuddin. Din mengharapkan agar kongres ini dapat menjadi ajang bertukar pikiran untuk mengatasi permasalahan yang ada pada umat Islam.
“Jika duduk bersama dan membahas dengan tenang maka permasalahan yang ada akan teratasi. Dalam kongres ini juga diharapkan dapat menjadi ajang tukar pikiran untuk umat dan juga bangsa Indonesia,” ungkap Din. [GA/rol/KRjogja]