JAKARTA (Panjimas.com) – Tak berbeda dengan Ahok, Jokowi pun senang membual dan obral janji sebelum menjadi presiden, untuk mengatasi bencana banjir di DKI Jakarta.
Coba ingat, ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo dan akan mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sesumbar bahwa tidak sulit mengatasi banjir di Ibu Kota Jakarta.
Menurutnya banjir bisa diselesaikan dalam waktu tiga tahun, apalagi DKI Jakarta memiliki anggaran yang besar.
“(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135 triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak cukup, investor saya kira ngantre,” kata Jokowi di sela-sela acara peresmian Pusat Studi dan Pendampingan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Aula Universitas Sebelas Maret, Solo, Selasa siang, (28/6/2011).
Bahkan, berkaca dari pengalamannya sebagai Walikota Solo, bukan hal yang sulit mengatasi banjir di Jakarta.
“Kelihatannya nggak sulit-sulit amat. Hahaha, menurut pengalaman yang saya punyai di sini,” tandasnya empat tahun silam.
Namun, ketika banjir begitu parah menggenangi Jakarta, hingga kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Istana Negara terendam, Jokowi malah menyalahkan pendahulunya.
“(Jadi Gubernur) Baru setahun, yang 20 tahun yang 30 tahun sudah apa?” tuding Jokowi di Pintu Air Karet, Jakarta Pusat, Ahad (12/1/2014).
Tak berhenti di situ, Jokowi yang belum selesai menghabiskan jabatannya sebagai Gubernur itu sesumbar, banjir di Jakarta lebih mudah diatasi ketika menjadi presiden.
“Seharusnya lebih mudah (mengatasi kemacetan) karena kebijakan transportasi itu harusnya tidak hanya Jakarta, tapi juga Jabodetabek. Itu seperti halnya dengan masalah banjir. Banjir tidak hanya masalah Jakarta karena 90 persen air yang menggenangi Jakarta itu justru berasal dari atas (Bogor). Semua pengelolaan 13 sungai besar yang ada di Jakarta juga semuanya kewenangan pemerintah pusat,” papar Jokowi di Balaikota Jakarta, Senin (24/3/2014).
Namun kini, setelah Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu naik menjadi Presiden RI terpilih, ternyata Jakarta justru dikepung banjir, seperti dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan hari ini, Istana Presiden dan Balaikota juga ikut terendam banjir.[AW/rmol, kps]