JAKARTA (Panjimas.com) – Pada akhir bulan Januari 2015, sekitar 700 an atau 7 Satuan Setingkat Kompi (SSK) pasukan korps Brimob Mabes Polri dikerahkan ke wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) dari Markas Brimob Kelapa Dua Depok Jakarta.
Kedatangan pasukan dengan sebutan korps burung hantu itu untuk melakukan operasi di wilayah Kabupaten Poso guna membantu pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh Santoso alias Abu Wardah.
Kepada wartawan, Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto menjelaskan, kedatangan pasukan Brimob Kelapa Dua untuk membantu kegiatan kepolisian di wilayah Kabupaten Poso. Pasukan Brimob itu akan melakukan operasi besar-besaran dengan diterjunkannya pasukan dengan jumlah banyak. Namun, Kabid Humas masih enggan menjelaskan secara detail seperti apa operasi tersebut.
Pada Kamis (5/2/2015) pagi aparat gabungan yang kebanyakan merupakan personil kepolisian berencana melakukan penyisiran besar-besaran untuk mencari dan menangkap anggota MIT beserta Santoso. (Baca: Warga Poso: Mohon Doanya!! Kamis Pagi Polisi Akan Sisir Pegunungan Tamanjeka Poso Untuk Cari MIT)
Warga Poso, Jodi, meminta doa dari kaum Muslimin untuk keselamatan warga Poso. Hal ini tidaklah mengherankan. Sebab selama ini, polisi sering bertindak brutal dan arogan kepada warga sipil Poso dengan dalih mencari dan untuk menangkap anggota MIT. Namun kabar yang diterima Panjimas.com, operasi pada Kamis kemarin tidak jadi dilakukan karena cuaca yang buruk disekitar Pegunungan Tamanjeka.
Meskipun disejumlah media massa aparat mengatakan operasi tersebut untuk menjaga keamanan Poso, namun kabar terbaru yang sangat mengerankan dan mengejutkan adalah, ternyata masyarakat Poso merasa terteror dengan operasi besar-besaran yang dilakukan aparat untuk mencari anggota MIT dan Santoso.
“Kabar terbaru yang ana dengar, sekarang masyarakat malah yang merasa terteror oleh aparat yang banyak” jelas warga Poso, Jodi kepada Panjimas.com pada Jum’at (6/2/2015) petang melalui pesan singkat.
“Aparat melarang masyarakat untuk pergi ke kebun. Helikopter selalu mengudara di langit Poso. Masyarakat ketakutan oleh aksi aparat ini untuk mencari anggota Mujahidin Indonesia Timur,” tegas Jodi menambahkan. [GA]