PARIS (Panjimas.com) – Majalah penghina Islam Charlie Hebdo tidak akan hadir di kios-kios di sekujur Paris, ibu kota Perancis. Situs dw.de memberitakan, Michel Salion yang merupakan salah seorang karyawan yang selamat dalam serangan mematikan dua bersaudara, Said dan Cherif Kouachi pada Rabu (7/1/2015), memutuskan menghentikan penerbitan majalah untuk sementara waktu sampai beberapa pekan ke depan.
Sailon tidak menyebut kapan majalah satir penista Rasulullah Muhammad SAW itu akan terbit lagi. Situs Charlie Hebdo hanya mengatakan edisi cetak majalah satir itu akan kembali dalam beberapa pekan mendatang. Penghentian itu karena manajemen Charlie mengalami kerugian finansial yang signifikan.
Penyebabnya, manajemen Charlie Hebdo memanfaatkan situasi usai serangan mematikan tersebut dengan mencetak majalah Charlie Hebdo sebanyak tiga juta eksemplar dalam beberapa bahasa, dan dipasarkan ke 25 negara. Mereka berharap meraih untung dari moment mengenaskan rekan-rekan mereka.
Pers melaporkan, penjualan edisi khusus pasca penyerangan luar biasa hebat, dan ratusan ribu terjual dalam satu atau dua hari. Namun itu hanya terjadi di Eropa. Di luar Eropa, yang terjadi sebaliknya. Aksi protes meluas, dan Charlie Hebdo gagal menjual edisi khususnya sehingga mengalami kerugian finansial yang banyak.
“Karyawan memutuskan istirahat untuk memulihkan kondisi keuangan dari kerugian yang kami alami,” ujar Michel Salion, yang berbicara atas nama karyawan majalah penghina Islam Charlie Hebdo. [Muhajir/inilah]