BEKASI (Panjimas.com) – Pengamat ekonomi dan politik, Dr Ichsanuddin Noorsy menyoroti polemik pertarungan antara Polri versus KPK di negeri ini.
Untuk melihat ada apa di balik pertarungan dua lembaga negara tersebut, Ichsanuddin Noorsy pun mengajak umat Islam berfikir kritis.
“Kalau anda saksikan kemarin, berita soal Bambang Widjojanto, maka hampir semua media massa di layar kaca menampilkan kelompok tertentu yang ada di gedung KPK, siapa kelempok tertentu itu? Tampillah Frans Magnis Suseno, tampillah tokoh ini dan itu. Tapi adakah wajah-wajah Islam di KPK? Kenapa tidak ada? Apakah Islam tidak memerangi korupsi, apakah umat Islam tidak berpihak kepada KPK?” kata Ichsanuddin Noorsy saat menjadi pembicara Kajian Ilmiah bertajuk Penjajahan Barat terhadap Ekonomi Indonesia, di gedung Islamic Center, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (24/1/2015).
Kalau anda saksikan kemarin, berita soal Bambang Widjojanto, maka hampir semua media massa di layar kaca menampilkan kelompok tertentu yang ada di gedung KPK, siapa kelempok tertentu itu? Tampillah Frans Magnis Suseno, tampillah tokoh ini dan itu. Tapi adakah wajah-wajah Islam di KPK? Kenapa tidak ada? Apakah Islam tidak memerangi korupsi, apakah umat Islam tidak berpihak kepada KPK?
Lebih lanjut, dengan kritis mempertanyakan mengapa orang-orang yang mendukung KPK justru orang yang sama mendukung Joko Widodo?
“Samakah orang-orang itu dengan orang-orang yang mendukung Joko Widodo? Lalu samakah orang-orang itu dengan yang dulu meminta Budiono tidak dipenjara?” tanyanya.
Noorsy juga menjelaskan bahwa sebenarnya, otak di balik pengangkatan Budi Gunawa sebagai Kapolri adalah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri.
“Dalam konstruksi Budi Gunawan maju sebagai Kapolri, apakah Joko Widodo setuju? Orang bilang Joko Widodo tidak setuju, tapi Joko Widodo diminta oleh Megawati Soekarno Putri, maka dia ajukan, kenapa? Karena pada waktu Budi Gunawan diajukan sebagai Menteri, KPK mengeluarkan stabilo merah untuk Budi Gunawan. Karena itu dia diajukan sebagai Kapolri, tapi lagi-lagi KPK menggunakan kewenangannya dan menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,” jelasnya.
Kenapa kemudian pembelanya orang-orang yang sama, pembela Budiono, pembela Joko Widodo dan lainnya? Dan medianya sama yang membela, Kompas, Tempo semuanya sama
Di sisi lain, media mainstream menurut Ichsanuddin Noorsy juga turut berperan dalam perseteruan Polri versus KPK.
“Kenapa kemudian pembelanya orang-orang yang sama, pembela Budiono, pembela Joko Widodo dan lainnya? Dan medianya sama yang membela, Kompas, Tempo semuanya sama,” imbuhnya.
Mencermati fenomena tersebut, Ichsanuddin Noorsy menilai bahwa perseteruan Polri versus KPK yang menyeret para petinggai dua lembaga tersebut, tak lebih dari dari dagelan yang dimainkan Zionis Yahudi. (Baca: Ombat: Ada Konspirasi Zionis di Balik Kisruh Polri Vs KPK!)
“Yang anda saksikan pertarungan dalam kerangka Budi Gunawan dengan Bambang Widjojanto adalah panggung Yahudi, panggung materealisme!” tandasnya. [AW]