DEPOK (Panjimas.com) – Pelecehan terhadap Muslimah kembali terjadi di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Aksi pelecehan tersebut dialami oleh para ummahat atau akhwat istri-istri mujahidin yang suaminya ditahan di Mako Brimob.
Dari informasi yang dihimpun, para muslimah istri-istri mujahidin yang membesuk suaminya di Rutan Mako Brimob harus menurunkan celana dalam untuk digeledah.
Selain itu, menurut salah satu informasi yang masuk ke redaksi Panjimas.com, para Muslimah itu pun harus difoto tanpa mengenakan jilbab.
“Pada pekan kemarin akhwat dan umahat yang mau besuk di foto tampak muka dengan dalih prosedur, untuk besukan hari Jum’at kemarin akhwat dan umahat diharuskan foto tanpa kerudung (rambut kelihatan) semua,” demikian potongan pesan siaran (broadcast) yang diterima redaksi Panjimas.com, Sabtu (31/1/2015).
Guna memastikan, redaksi Panjimas.com mewawancarai salah seorang istri mujahidin yang membesuk dan menjadi saksi aksi pelecehan tersebut.
“Jadi awalnya itu memang semua pembesuk diperiksa, celana dalam suruh diturunkan. Lalu makanan juga semua diperiksa, buah-buahan malah ada yang tidak boleh masuk seperti jeruk. Kemudian difoto wajah tanpa menggunakan jilbab. Waktu saya tanya untuk apa, petugasnya menjawab hanya untuk jaga-jaga saja kalau ada apa-apa suatu saat,” kata Ummu Abdullah kepada Panjimas.com, Ahad (1/2/2015).
Meskipun yang melakukan penggeledahan adalah petugas wanita, tetap saja hal tersebut sangat tidak layak. Sebab, selama ini teknologi sudah canggih dan penggeledahan bisa dilakukan tanpa harus melepas busana, seperti memanfaatkan metal detector dan lainnya.
Kasus pelecehan ini, Tim Pengacara Muslim (TPM) pernah melakukan pendapingan terhadap para Muslimah untuk mengadukan pelecehan tersebut ke Komnas HAM.
Saat itu, TPM dan para Muslimah diterima oleh Komisioner Bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Siane Indriani.
Menyikapi pengaduan tersebut, komisioner Komnas HAM Siane Indriani menyatakan bahwa kasus tersebut adalah kasus pertama kali yang diadukan dan menunjukkan sikap ketakutan berlebihan terhadap sipir tahanan.
“Ini kasus baru, baru pertama kali dilaporkan. Ini keterlaluan, paranoid, jelas ini pelecehan,” kata Siane Indriani seperti dikutip Kiblat Jumat (23/8/13).
Namun, paska pengaduan setahun yang lalu, pelecehan terhadap Muslimah masih saja terjadi hingga saat ini. [AW]