MANILA (Panjimas.com) – Baku tembak antara Mujahidin Front Pembebasan Islam Moro atau Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan pasukan khusus komando Kepolisian Filipina pada Minggu (25/1/2015) sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat ternyata tidak hanya memakan korban jiwa sebanyak 49 orang dari pihak Filipina. (Baca: Mujahidin MILF Tewaskan 49 Pasukan Khusus Filipina Setelah Baku Tembak Selama 11 Jam)
Kepolisian Filipina juga memecat komandan pasukan unit khusus setelah 44 anak buahnya tewas ditangan mujahidin MILF dalam pertempuran di Kota Mamasapano di sebelah selatan pulau Mindanao Filipina itu. Selain merupakan insiden terburuk bagi pemerintah Filipina, bentrokan berdarah itu dikhawatirkan merusak perjanjian damai pemerintah dan para mujahidin yang belum lama ini disepakati.
Dalam pernyataannya, seperti dilansir Associated Press (AP) pada Selasa (27/1/2015), Menteri Dalam Negeri Mar Roxas mengonfirmasi bahwa pemecetan tersebut karena komandan polisi Getulio Napenas tidak berhasil menyelesaikan misi penyerbuan di dekat Kota Mamasapano.
Pemerintah Filipina memang mengklaim berhasil membunuh salah satu target utama, namun dalam prosesnya terjerat bentrokan dengan mujahidin MILF sehingga anak buah Napenas banyak yang tewas. Dalam pertempuran itu, 49 pasukan khusus polisi tewas, 11 polisi luka parah, dan 49 petugas lainnya luka ringan.
Roxas menyebut aparat yang tewas sebagai “pahlawan” yang mengorbankan hidupnya untuk berusaha menangkap Zulkifli bin Hir alias Marwan alias Zulkifli Abdhir, tersangka utama kasus pemboman asal Malaysia. Marwan diklaim sudah terbunuh dan saat ini polisi Filipina masih berusaha mengonfirmasinya. Sedangkansatu orang lagi yang bersama MArwan, yakni pembuat bom asal Filipina, Abdul Basit Usman berhasil melarikan diri.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Federal Bureau of Investigation (FBI) menawarkan $5 juta (setara Rp 60 miliar) untuk menangkap Marwan baik hidup maupun mati dan $1 juta untuk Usman. Keduanya dituding AS dan Filipina berada di balik serangkaian serangan bom dan pelatihan militan ala Al Qaeda, termasuk serangan Bom Bali di Indonesia. [Muhajir/mrtv]