WASHINGTON (Panjimas.com) – Kepolisian Filipina mengklaim telah membunuh tokoh Jama’ah Islamiyyah (JI) setempat, Zulkifli bin Hir alias Marwan alias Zulkifli Abdhir saat terjadi baku tembak antara Mujahidin Front Pembebasan Islam Moro atau Moro Islamic Liberation Front (MILF) dengan pasukan khusus komando Kepolisian Filipina pada Minggu (25/1/2015) sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat.
Warga negara Malaysia ini telah dicari keberadaannya setelah melakukan sejumlah serangan mematikan disejumlah negara, termasuk serangan Bom Bali di Indonesia pada tahun 2002 lalu. (Baca: Mujahidin MILF Tewaskan 49 Pasukan Khusus Filipina Setelah Baku Tembak Selama 11 Jam & Baca Juga: Filipina Klaim Telah Membunuh Tokoh JI Pembuat Bom Bali Zulkifli Hir di Mindanao)
Sementara itu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Federal Bureau of Investigation (FBI) bahkan menghadiahkan uang sebesar $5 juta (setara Rp 60 Miliar) bagi siapapun yang dapat menemukan Zulkifli Hir, hidup ataupun mati.
Seperti dilansir dari situs resmi FBI, pada Senin (26/1/2015), Zulkifli Hir dicurigai terlibat dalam sejumlah serangan kepada aset-aset milik negara Kafir Barat yang dikoordinir oleh JI di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Dalam aksinya, Zulkifli berperan sebagai pembuat bom dan menyalurkannya kepada para mujahidin dalam aksinya dan penyerangannya di sejumlah daerah.
Zulkifli juga dipercaya oleh JI melakukan hubungan dengan kelompok mujahidin Abu Sayyaf yang berbasis di pulau Jolo dan Basilan di negara Filipina. Sejak JI didirikan pada tahun 1991, JI dianggap FBI telah melakukan sejumlah aksi, diantaranya pengeboman, penculikan serta pembunuhan orang-orang Kafir.
Fasih berbahasa melayu, tagalog, Inggris dan Arab, Zulkifli juga dipercaya sebagai penyedia bom untuk keperluan para mujahidin di seluruh dunia. Dia juga diduga sebagai orang yang mengajarkan bagaimana menciptakan alat peledak kepada Dr Azhari Husin, yang dikenal sebagai otak dibalik serangan Bom Bali.
Sejak tahun 2003, Zulkifli diduga bersembunyi di sebuah tempat di kawasan selatan Filipina. Di AS, Zulkifli juga didakwa untuk sejumlah kejahatan di pengadilan distrik negara bagian California pada tahun 2007. Hadiah 5 juta dolar oleh FBI untuk menemukan Zulkifli menjadikan pria kelahiran 1966 ini sebagai pria paling dicari di AS. [Muhajir/dtk/fbi]