PARIS (Panjimas.com) – Peringatan melalui sebuah serangan mematikan ke kantor majalah penghina Islam Charlie Hebdo dan ke sebuah supermarket milik Yahudi di Paris Perancis pada awal Januari 2015 ini ternyata tidak membuat pemerintah Perancis sadar akan posisinya dalam memerangi para mujahidin.
Perancis justru akan mengirimkan sekitar 40 tentara khusus ke Iraq dalam beberapa hari atau pekan mendatang untuk melatih pasukan rezim Syi’ah Iraq dan pasukan sekuler Peshmerga Kurdi agar bisa memerangi Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS).
Kata seorang juru bicara militer Perancis pada Kamis (23/1/2015), pengiriman pasukan khusus Perancis tersebut semakin menambah banyak pasukan koalisi salibis internasional pimpinan Amerika Serikat (IS) di wilayah itu, dari yang sebelumnya sudah ada dan bekerjasama dengan rezim Syi’ah Iraq dan Kurdi.
Staf militer Perancis akan dikirim ke Baghdad dan Arbil di wilayah Kurdi Iraq untuk misi pelatihan yang diperkirakan berlangsung sekitar tiga bulan. Sementara itu, akan datang juga lebih dari 3.000 penasihat AS untuk digunakan di wilayah tersebut.
“Kami akan memberitahu mereka tentang bagaimana mempersiapkan operasi, bagaimana upaya sinkronisasi melawan musuh, bagaimana mengelola dukungan udara dan artileri serta bagaimana memantau situasi taktis. Kami tidak dalam kerangka pikiran dimana kita akan menghadapi musuh secara langsung,” kata juru bicara militer Perancis, Kolonel Gilles Jaron.
Secara keseluruhan, sekitar 800 tentara Prancis telah terlibat dalam perannya mendukung koalisi salibis internasional melawan IS disamping sembilan jet tempur Rafale, enam jet Mirage, sebuah pesawat pengisian bahan bakar dan pesawat patroli angkatan laut dikerahkan di kawasan Teluk. [Muhajir/Ant]