MYANMAR (Panjimas.com) – Kepala Biksu radikal Burma, Ashin Wirathu kembali membuat publik dunia terperanga. Pasalnya, Biksu radikal yang diduga kuat ikut serta dalam membantai ribuan Muslim Rohingya tersebut menyebut utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Yanghee Lee sebagai pelacur dan wanita jalang.
Saat ini, Pemerintah Myanmar tengah menyelidiki pidato biksu radikal Burma tersebut. Wirathu mengeluarkan kata-kata kotor itu saat berpidato dalam unjuk rasa menentang pejabat PBB Yanghee Lee, yang mengatakan prihatin dengan nasib minoritas Muslim di Rohingya yang menjadi sasaran diskriminasi.
Yanghee Lee secara khusus mempersoalkan diskriminasi terhadap warga Muslim Rohingya, yang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Diplomat Korea Selatan (Korsel) ini melakukan kunjungan 10 hari ke Myanmar pada pekan lalu.
Pernyataan Yanghee Lee ini dilaporkan membuat para Biksu garis keras marah besar. Sebab, para Biksu radikal itu menganggap orang-orang Muslim Rohingya sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh, yang memaksa masuk ke negara Myanmar yang berpenduduk mayoritas Buddha.
Ashin Wirathu dikenal sebagai pemimpin gerakan yang menyerukan pembatasan dan pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar. Melalui halaman Facebook (FB), Menteri Informasi Myanmar mengatakan pihaknya meminta Kementerian Agama untuk menyelidiki kasus pidato Biksu radikal tersebut.
Wartawan BBC di Myanmar, Jonah Fisher mengatakan bahwa para politikus Myanmar tidak terlalu vokal dan berani mengecam pernyataan tidak pantas yang disampaikan Wiratu, karena mereka tidak ingin para Biksu radikal yang memegang posisi sentral dalam kehidupan masyarakat, berseberangan dengan mereka. [Muhajir/ acy]