PARIS, PRANCIS (Panjimas.com) – Presiden Prancis Francois Hollande membela kebebasan berpendapat di negaranya meski aksi menentang publikasi “Charlie Hebdo” merebak di berbagai negara di dunia.
“Kami mendukung negara-negara yang melawan terorisme,” kata Hollande saat kunjungan ke selatan kota Tulle, seperti yang dikutip dari Reuters, Ahad (18/1/2015).
“Saya ingin menyampaikan rasa solidaritas saya (kepada mereka), tapi di saat yang bersamaan, Prancis memiliki prinsip dan nilai khususnya mengenai kebebasan berekspresi,” kata Hollande.
Penembakan di Paris diprovokasi oleh publikasi majalah mingguan “Charlie Hebdo” yang memuat kartun Nabi Muhammad dan dianggap oleh banyak umat Muslim sebagai penistaan agama. (Baca: Alhamdulillah Serangan di Markas Charlie Hebdo Tepat Sasaran, Bunuh Pemred dan Kartunis Penghina Nabi Muhammad)
Menurut Hollande, masih banyak yang belum memahami kebebasan berekspresi di Prancis.
“Saya sudah melihat berbagai aksi protes dan saya ingin mengatakan, di Prancis, semua keyakinan dihormati,” kata Hollande.
Di ibukota Nigeria, Niamey, demonstran membakar gereja dan menjarah toko dalam aksi protes terhadap publikasi “Charlie Hebdo”.
Di kota Zinder, lima orang tewas dan gereja dibakar. Kedutaan Prancis untuk Nigeria meminta warganya tidak keluar rumah.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengutuk aksi kekerasan di Niamey dan Zinder dan menyatakan Prancis bersama pemerintah Nigeria.
Demonstrasi juga terjadi di Karachi, Pakistan. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan masa di depan konsulat Prancis.
Beberapa polisi di Aljazair terluka saat terjadi kerusuhan di aksi protes terhadap “Charlie Hebdo”. [AW/Ant]