JAKARTA (Panjimas.com) – Direktur An-Nasr Institute, Munarman SH mengungkapkan hal mencengangkan terkait data yang diretas mujahidin dunia maya, CyberCaliphate dari akun Twitter dan Youtube US Central Command (CENTCOM).
Dalam slide “SOCOM Indonesia Scenario” yang berisi skenario perang Amerika Serikat (AS) di Indonesia, disebutkan bahwa tentara-tentara di sejumlah negara diklaim sebagai aset dari militer AS. (Baca: Soal data yang Dibongkar Cybercaliphate, Munarman: Amerika Persiapkan Rencana Perang hingga Tahun 2030)
“Amerika ini perang di dua wilayah penting, Timur Tengah dan Asia Pasifik, untuk wiliayah Asia Pasifik ini tentara-tentara Korea Selatan, Malaysia, Indonesia ini dianggap aset oleh militer AS Komando Asia Pasifik. Karena tentara-tentara Indonesia, Malaysia, Korea Selatan ini dianggap sebagai aset, tentu saja itu artinya di bawah komando, di bawah kendali militer AS,” kata Munarman saat diwawancara Panjimas.com dari ujung telepon, Rabu (14/1/2015).
Lebih lanjut Munarman mengungkapkan, Indonesia, sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan tentunya mayoritas tentaranya juga beragama Islam, ternyata akan dimanfaatkan AS untuk berperang menghadapi umat Islam sendiri dengan dalih perang melawan terorisme.
“Nantinya tentara-tentara Indonesia dengan berbagai unit tempurnya yang dianggap aset oleh Amerika itu akan digunakan untuk berhadapan dengan kasus terorisme, ini artinya Amerika menggunakan tentara-tentara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam seperti Malaysia dan Indonesia untuk memusuhi umat Islam itu sendiri. Jadi tentara-tentara itu sudah dicuci otaknya oleh Amerika dengan kampanye terorisme yang notabene adalah umat Islam,” ungkapnya.
Selain itu, Munarman juga mengungkapkan bahwa secara spesifik militer AS telah melakukan pemetaan dan menentukan sejumlah titik strategis di tiga selat di Indonesia dalam rencana perang di masa depan.
“Jangan lupa, dalam konteks perang global di masa depan yang dirancang oleh Amerika itu, mereka sudah menempatkan titik-titik strategis di wilayah Indonesia secara spesifik di tiga jalur laut yang sudah mereka petakan, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok yang diteruskan ke Selat Makassar, terus ke Filipina, nanti di sini juga ada kaitannya dengan peran Australia,” bebernya.
Ia menambahkan, bahkan AS telah merancang penempatan jumlah pasukan dan peralatan tempur di sejumlah titik tersebut sebagaimana tertuang dalam slide SOCOM Indonesia Scenario.
“Di situ juga dijelaskan secara eksplisit berapa unit tempur tentara, lalu Alutsista peralatan tempur utama yang sudah dimiliki Amerika saat ini di tiga selat tersebut. Di situ dijelaskan berapa jumlah personil, pesawat drone, kapal tempur dan bahkan dihitung juga personil TNI. Karena itu dianggap sebagai bagian dari kekuatan mereka, bagian dari Sub Komando Asia Pasifik,” imbuhnya. [AW]