LONDON (Panjimas.com) – Serangan mematikan mujahidin ke kantor majalah penghina Islam Charlie Hebdo dan sebuah supermarket milik Yahudi di Paris Perancis pada Rabu (7/1/2015) kemarin membuat negara-negara Barat Kafir ketakutan dan meningkatkan kewaspadaan ektra ketat di negaranya masing-masing.
Pada Jum’at (9/1/2015), pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan para warganya yang berada di seluruh dunia untuk waspada terhadap potensi teror, setelah majalah penghina Islam Charlie Hebdo dan sebuah toko atau supermarket milik Yahudi di Perancis diserang.
”Serangan teroris (baca; Jihadis –red) baru-baru, baik oleh orang-orang yang berafiliasi dengan entitas teroris, peniru, atau pelaku individual, telah menjadi pengingat bahwa warga AS harus mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi dan mengambil langkah yang tepat untuk meningkatkan kesadaran keamanan mereka,” demikian peringatan yang diterbitkan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam situs resminya.
Setelah Amerika, kini giliran Inggris yang melakukan antisipasi terhadap serangan jihadis ke negaranya. Negeri Ratu Elizabet tersebut akan menempatkan dan menyiagakan pasukan elit atau yang biasa disebut dengan pasukan The Special Air Service (SAS), jika kelompok jihadis akan menyerang ke negaranya.
“Tentara SAS selalu siaga, mereka bisa menumpas terorisme. Kita butuh bantuan tentara SAS jika ada teroris (baca; Jihadis –red) di Inggris,” ujar Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, pada Selasa (13/1/2015) seperti dilansir Daily Mail.
Tentara SAS merupakan salah satu tentara yang dianggap terbaik di dunia saat ini. Menurut pemerintah Ingris, tidak semua tentara Inggris bisa menjadi anggota SAS karena persyaratan untuk masuk menjadi anggota SAS yang cukup berat.
Dalam sejumlah pernyataan, tentara SAS dibekali sejumlah teori yang memadai dan peralatan paling canggih saat bertempur. Selain itu, mereka disebut-sebut mampu bertempur tanpa senjata dan dalam kondisi paling sulit sekalipun. [Muhajir/okz]