JAKARTA (Panjimas.com) – Ketua Forum Ulama Ummat Islam Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M Dai, Lc, MA menegaskan bahwa para penghina Islam hendaknya mengambil pelajaran dari kasus penembakan markas majalah penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo di Paris, Perancis.
Menurutnya, di Indonesia berbagai pelecehan terhadap Islam juga marak terjadi. Parahnya hal itu terjadi di kampus-kampus yang mengaku Islam.
Hal serupa juga dilakukan oleh orang-orang Kristen dan penganut paham liberal seperti Ulil Abshar Abdalla.
“Di negeri ini orang-orang tidak beragama, seperti orang-orang liberal kerap melakukan pelecehan. Bahkan di beberapa kampus IAIN sudah terjadi pelecehan; di Bandung dulu ada pelecehan dengan menyebut Anjinghu Akbar! Lalu di IAIN Sunan Ampel, bahkan Tuhan disebut sudah membusuk! Ini luar biasa, saya pernah mengadukan hal tersebut kepada Polda Jabar. Lalu kasus Ulil Abshar saya bolak-balik ke Mabes Polri tapi kan tidak pernah diselesaikan. Kasus dua pendeta iblis yang menghina Islam, sempat kita keluarkan fatwa mati untuk Purnama Winangun dan Suradi bin Abraham itu sudah pernah kita laporkan ke Mabes Polri,” kata KH Athian Ali M Dai kepada Panjimas.com, Senin (12/1/2015).
Maka kita ingatkan kepada siapapun di negeri ini, kesabaran umat Islam itu suatu saat akan berakhir, kesabaran umat Islam ada batasnya, kalau sudah begitu mereka akan lebih memilih mati daripada agama mereka dilecehkan
Di sisi lain, ia mendesak kepada aparat kepolisian agar menindak tegas siapa pun yang pelaku pelecehan terhadap agama Islam. Sebab jika aparat tidak mampu bersikap tegas, maka kesabaran kaum Muslimin ada batasnya.
“Sebagai warga negara kita sadar tidak berhak kita mengeksekusi meskipun jelas aturannya dalam Islam, bahwa bagi mereka hukuman mati. Tapi hal itu tidak pernah diselesaikan. Maka kita ingatkan kepada siapapun di negeri ini, kesabaran umat Islam itu suatu saat akan berakhir, kesabaran umat Islam ada batasnya, kalau sudah begitu mereka akan lebih memilih mati daripada agama mereka dilecehkan itu prinsip seorang Muslim,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, KH Athian Ali menegaskan bahwa pihak-pihak yang pernah melecehkan Islam, seperti harian The Jakarta Post dan orang-orang liberal mengambil pelajaran dari Charli Hebdo.
Bagi The Jakarta Post, orang-orang liberal yang tidak pernah berhenti melakukan pelecehan ini semoga bisa mengambil pelajaran.
“Bagi The Jakarta Post, orang-orang liberal yang tidak pernah berhenti melakukan pelecehan ini semoga bisa mengambil pelajaran. Kita tahu mereka melakukan itu karena dibayar oleh musuh-musuh Islam. Carilah uang dengan cara lain, tidak perlu dengan melecehkan agama,” tegasnya.
Untuk diketahui, sebuah aksi bersenjata terjadi di kantor pusat majalah penghina Islam “Charlie Hebdo” di Paris, Perancis, Rabu (7/1/2015), menyebabkan 17 orang tewas. (Baca: Alhamdulillah Serangan di Markas Charlie Hebdo Tepat Sasaran, Bunuh Pemred dan Kartunis Penghina Nabi Muhammad)
Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier, yang dikenal sebagai Charb, dan kartunis yang dikenal dengan nama Cabu, Tignous dan Wolinski tewas dalam serangan di markas majalah Charlie Hebdo, dimana mereka memperoleh ketenaran karena berulang kali menerbitkan karikatur menghina Nabi Muhammad. [AW]