LONDON (Panjimas.com) – Serangan mematikan ke kantor majalah penghina Islam Charlie Hebdo dan supermarket milik Yahudi di Paris Perancis yang menewaskan 17 orang pada Rabu (7/1/2015) kemarin menjadi momok menakutkan bagi seluruh negara-negara Eropa.
Kepala organisasi polisi Eropa, Europol mengatakan, saat ini benua Eropa sedang dan akan menghadapi ancaman keamanan dan serangan terbesar setelah lebih dari satu dekade dari kelompok jihadis, baik Al Qaeda maupun Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS).
“Hal ini tentu ancaman teroris (baca; Jihadis) paling serius bagi Eropa setelah menghadapi serangan 9/11,” kata Direktur Europol, Rob Wainwright di komite parlemen Inggris, pada Selasa (13/1/2015) sebagaimana dilansir Reuters.
Wainwright meneruskan peringatan ini kepada seluruh pemimpin Eropa. Ia mengatakan peringatan itu disampaikan oleh sejumlah laporan intelijen yang diterimanya. Ia meminta seluruh badan keamanan Eropa untuk mengatasi kesenjangan kemampuan menghadapi serangan jihadis karena bisa berakibat fatal.
Pejabat keamanan Eropa mengatakan telah lama memperingatkan para pemimpin Eropa bahwa para jihadis yang kembali dari Suriah bisa menjadi ancaman. Wainright juga mengatakan, sekitar 3.000-5.000 warga Uni Eropa bisa kembali dengan maksud untuk melakukan operasi yang serupa dengan serangan di Paris.
“Masalah yang kita hadapi hari ini bukan hanya tentang Suriah dan Iraq, ini adalah tentang jaringan lain teroris di seluruh dunia, di Afrika, di Semenanjung Arab misalnya, yang memiliki gerakan waralaba dari merek Al Qaeda,” katanya.
“Kenyataannya, menurut saya saat ini aparat keamanan tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk sepenuhnya melindungi masyarakat dari ancaman semacam ini,” jelas Wainwright. [Muhajir/rnews]