LONDON (Panjimas.com) – Inggris akan melakukan antisipasi super ketat terhadap serangan jihadis ke negaranya setelah serangan mematikan mujahidin ke kantor majalah penghina Islam Charlie Hebdo dan sebuah supermarket milik Yahudi di Paris Perancis pada Rabu (7/1/2015) kemarin.
Negeri Ratu Elizabet tersebut akan menyiagakan pasukan elit Inggris, The Special Air Service (SAS) jika kelompok jihadis akan menyerang ke negaranya. “Tentara SAS selalu siaga, mereka bisa menumpas terorisme. Kita butuh bantuan tentara SAS jika ada teroris (baca; Jihadis –red) di Inggris,” ujar Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, pada Selasa (13/1/2015) seperti dilansir Daily Mail.
Selain menyiapkan pasukan elit SAS, Cameron juga telah mengumumkan bahwa pemerintah Inggris harus melakukan pengawasan keamanan yang lebih ketat lagi, termasuk di sektor komunikasi berbasis internet atau dunia maya yang kerap kali digunakan para jihadis sebelum dan sesudah melancarkan aksinya. (Baca: PM Inggris Siagakan Pasukan Elit SAS Untuk Antisipasi Serangan Jihadis)
Tak tanggung-tanggung, Cameron bahkan mengusulkan pemblokiran layanan aplikasi pesan instan yang menggunakan sistem keamanan terenkripsi. Sebab, jenis-jenis aplikasi perpesanan instan terenkripsi tidak memungkinkan pihak pemerintah melakukan pengawasan terhadap data pertukaran pesan penggunanya.
“Apakah kita akan membiarkan komunikasi antara dua orang ekstrimis terjadi tanpa kita bisa membacanya? Jawaban saya adalah tidak! Kita harus mengatakan tidak untuk hal itu. Tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah menjaga dan memastikan negara dan rakyatnya aman,” ucap Cameron seperti dikutip The Independent.
Cameron menyarankan agar pemerintah Inggris ‘memodernisasi’ hukum untuk mengatasi serangan jihadis. Ia bahkan mengatakan jika Partai Konservatif yang dipimpinnya kembali menang dalam Pemilu, pemerintah Inggris akan memperbarui undang-undang (UU) dan memberikan keleluasaan terhadap penegak hukum, termasuk untuk melakukan pengawasan terhadap para pengguna layanan berbasis internet.
Jika hal ini benar-benar terwujud, maka jajaran aplikasi seperti WhatsApp (WA), BlackBerry Messenger (BBM), Telegram dan pesan instan populer lainnya terancam tidak dapat beroperasi di wilayah Inggris karena menerapkan sistem keamanan terenkripsi. [Muhajir/Lip6]