PARIS, PERANCIS (Panjimas.com) – Nyaris satu pekan setelah mujahidin melancarkan serangan mematikan ke markas majalah satir Charlie Hebdo, ternyata kebijakan redaksi majalah tersebut makin bebal dan terus menghina Nabi Muhammad.
Majalah penghina Islam asal Prancis, Charlie Hebdo, kembali merilis edisi terkini dengan penghinaan terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di sampul depan.
Sampul itu menampilkan karikatur Nabi Muhammad yang sedang memegang poster bertuliskan, ‘Saya Charlie’. Di bawah karikatur terdapat tulisan, ‘Semua dimaafkan’.
Pengacara majalah Charlie Hebdo, Richard Malka, mengatakan kepada radio Prancis bahwa penting bahwa pemuatan karikatur tersebut untuk menunjukkan bahwa mereka tidak takluk dengan cara apapun kepada para ekstremis.
“Kami tidak akan takluk. Semangat, ‘Saya Charlie’ berarti hak untuk menghujat,” ujarnya kepada radio France Info.
Menurut Direktur Keuangan Charlie Hebdo, Eric Portheault, edisi terkini dicetak sebanyak tiga juta eksemplar. Biasanya, majalah itu mencetak 60.000 eksemplar tiap pekan. (Baca: Charlie Hebdo, Kantor Tabloid Penghina Nabi Muhammad Diserang 11 Orang Tewas)
Adapun edisi tersebut dikerjakan oleh awak redaksi majalah yang selamat dari serangan pada Rabu (07/01) lalu. Mereka mengerjakannya di kantor majalah Liberation.
Kontribusi dari kartunis lain, kata Portheault kepada kantor berita AFP, tidak diterima.
Sebagaimana diketahui, serangan dilakukan saat redaksi tengah melakoni rapat redaksi mingguan. Akibatnya, lima kartunis majalah itu tewas, termasuk Pemimin Redaksi Charlie Hebdo, Stephanne Charbonnier. (Baca: Alhamdulillah Serangan di Markas Charlie Hebdo Tepat Sasaran, Bunuh Pemred dan Kartunis Penghina Nabi Muhammad)
Penghina Nabi Didukung Pemimpin Dunia
Sejak serangan mujahidin ke markas majalah penghina Islam, Charlie Hebdo, pemimpin dunia justru bersimpati. Tak hanya itu, bahkan pemimpin negara-negara Muslim seperti Yordania, Palestina, Turki dan lainnya ikut hadir dalam aksi simpati mendukung majalah penghina Nabi Muhammad dengan dalih kebebasan itu. Aksi tersebut juga diikuti lebih dari 700 ribu orang di, Paris, Prancis, sejak Sabtu (10/1/2015).
Sejumlah pemimpin negara yang hadir dalam aksi ini, Minggu (10/1/2015) seperto Menlu Rusia Sergei Lavrov, Presiden Palestina Mahmud Abbas, Raja dan Ratu Yordania hadir di tengah kerumunan.
Pihak yang paling berkepentingan selain Perancis adalah Zionis Israel. Perdana Menteri Zionis Israel, Benjamin Netanyahu bahkan memberikan simpatinya kepada komunitas Yahudi di Prancis.
“Untuk semua orang Yahudi Prancis juga di seluruh Eropa, saya ingin mengatakan Israel tidak hanya menjadi arah tempat anda berdoa namun juga menjadi jadi rumah anda,” kata Netanyahu. [AW/bbc, dbs]