GAZA, PALESTINA (Panjimas.com) – Presiden Palestina, Mahmud Abbas dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama-sama bergandeng tangan dalam aksi mengutuk penyerangan berdarah majalah penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo yang terjadi di Perancis beberapa hari yang lalu.
Aksi penyerangan terhadap terhadap kantor berita Cherli Abdo mengakibatkan, 12 orang tewas. Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier, yang dikenal sebagai Charb, dan kartunis yang dikenal dengan nama Cabu, Tignous dan Wolinski yang selama ini sebagai otak majalah penghina Islam Charlie Hebdo termasuk diantaranya yang tewas.
Tindakan Abbas bersama Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu reaksi kemarahan dan kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari rakyat Palestina, seperti terlihat di status jejaring social mereka.
Sedikitnya 2200 warga Palestina gugur syahid, 11 ribu lainya hingga kini masih luka-luka akibat keganasasan Israel dalam agresi 51 hari kemarin. Tapi tak terlihat sedikitpun dari Abbas rasa duka, solidaritas, walau seruan dari berbagai pihak memintanya untuk mengunjungi Gaza.
Bahkan dari beberapa warga Gaza ketika diminta pendapatnya terkait aksi solidaritas Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk terkait aksi penembakan yang terjadi di Paris, mayoritas koresponden menyatakan, “Tindakan Mahmud Abbas hanya ambisi belaka agar selalu mendapat kucuran dana dari Amerika dan dari pihak Israel.”
Karena beberapa hari lalu PM Israel Benyamin Nyetanyahu menegaskan tidak akan mengucurkan dana untuk Otoritas Palestina yang notabene ke Mahmud Abbas, dengan demikian ambisi Mahmud Abbas tersebut seakan merobek hati dan perasaan warga Gaza Palestina yang hingga kini masih menderita akibat agresi Zionis Israel yang berlangsung selama 51 hari.
Bahkan hingga kini tim medis dan pegawai pemerintah di Gaza tidak lagi diberikan gaji oleh pihak otoritas Palestina, kondisi warga Gaza sangat memprihatinkan, kondisi mereka antara menunggu dan besabar untuk rekonstruksi Gaza. [AW/Abdillah Onim Radio SP]