LIBANON (Panjimas.com) – Selama ini penganut sekte sesat Syiah selalu gembar-gembor mengaku mencintai Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan, ormas mereka selalu berkedok dengan nama Ahlul Bait.
Namun, realita di lapangan justru sangat bertentangan. Faktanya, pentolan Syiah yang juga pemimpin Hizbullat, Hasan Nasrallah justru mengecam amaliyah mujahidin Perancis yang mengeksekusi Pemred dan kartunis majalah penghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo, Rabu lalu. (Baca: Alhamdulillah Serangan di Markas Charlie Hebdo Tepat Sasaran, Bunuh Pemred dan Kartunis Penghina Nabi Muhammad)
Bahkan seolah ingin mengalihkan perhatian, Hasan Nasrallah justru membidik kelompok ‘takfiri’ lebih berbahaya dari para penghina Nabi Muhammad lewat karikatur tak senonoh di majalah Charlie Hebdo.
Pemimpin Hizbullat, Hasan Nasrallah mengatakan kelompok-kelompok ekstremis agama pengikut ideologi “Takfiri” telah menyimpang dari Islam dan Nabi Muhammad, lebih dari kartun Barat yang menghina agama Islam.
“Perilaku kelompok Takfiri yang mengaku mengikuti Islam telah menyimpang Islam, Al-Quran dan kaum muslim lebih dari musuh-musuh Islam … yang menghina Nabi dalam film … atau menggambar kartun Nabi,” katanya. “Takfiri adalah ancaman terbesar bagi Islam sebagai agama dan sebagai risalah,” kata Hasan Nasrallah Jum’at (9/1/2015) seperti dilansir Dailystar.
Pernyataan itu disampaikan dua hari setelah serangan di majalah yang bertahun-tahun menghina Nabi Muhammad, Charlie Hebdo. Dua belas orang tewas dalam serangan oleh tiga mujahidin tersebut.
Sebenarnya, pernyataan pemimpin sekte Syiah Hizbullat, Hasan Nasralah, bahwa ‘takfiri’ lebih berbahaya secara tidak langsung telah ditujukan pada dirinya sendiri dan pengikut Syiah secara keseluruhan.
Sebab, aliran sesat Syiah justru mengajarkan ideologi takfiri super ekstrim. Menurut Syiah, seluruh sahabat telah murtad kecuali hanya beberapa orang saja. Tak hanya itu, bahkan penduduk Mekah pun telah kafir.
Syiah dalam kitab rujukan mereka telah mengkafirkan para shahabat yang meriwayatkan hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita:
عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ ( عليه السلام ) قَالَ كَانَ النَّاسُ أَهْلَ رِدَّةٍ بَعْدَ النَّبِيِّ ( صلى الله عليه وآله ) إِلَّا ثَلَاثَةً فَقُلْتُ وَ مَنِ الثَّلَاثَةُ فَقَالَ الْمِقْدَادُ بْنُ الْأَسْوَدِ وَ أَبُو ذَرٍّ الْغِفَارِيُّ وَ سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ رَحْمَةُ اللَّهِ وَ بَرَكَاتُهُ عَلَيْهِمْ
Dari Abu Ja’far ‘alaihis-salaam, ia berkata : “Orang-orang (yaitu para shahabat) menjadi murtad sepeninggal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa aalihi kecuali tiga orang”. Aku (perawi) berkata : “Siapakah tiga orang tersebut ?”. Abu Ja’far menjawab : “Al-Miqdaad, Abu Dzarr Al-Ghiffaariy, dan Salmaan Al-Faarisiy rahimahullah wa barakaatuhu ‘alaihim…” [Al-Kaafiy, 8/245; Al-Majlisiy berkata : “Hasan atau Muwatstsaq”].
Al-Ayyasyi meriwayatkan hal yang sama:
عَنْ أَبِي عبد الله عليه السلام قال: …….والله هلكوا إلا ثلاثة نفر: سلمان الفارسي، وأبو ذر، والمقداد ولحقهم عمار، وأبو ساسان الانصاري، وحذيفة، وأبو عمرة فصاروا سبعة
Dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam, ia berkata : “…….Demi Allah, mereka (para shahabat) telah binasa kecuali tiga orang : Salmaan Al-Faarisiy, Abu Dzarr, dan Al-Miqdaad. Dan kemudian menyusul mereka ‘Ammaar, Abu Saasaan, Hudzaifah, dan Abu ‘Amarah sehingga jumlah mereka menjadi tujuh orang” [Al-Ikhtishaash oleh Al-Mufiid, hal. 5; lihat : https://www.al-shia.org/html/ara/books/lib-hadis/ekhtesas/a1.html].
Al-Kulaini meriwayatkan dalam ushul al-Kafi:
عَنْ أَبِي بَصِيرٍ عَنْ أَحَدِهِمَا عليهما السلامقَالَ إِنَّ أَهْلَ مَكَّةَ لَيَكْفُرُونَ بِاللَّهِ جَهْرَةً وَ إِنَّ أَهْلَ الْمَدِينَةِ أَخْبَثُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ أَخْبَثُ مِنْهُمْ سَبْعِينَ ضِعْفاً .
Dari Abu Bashiir, dari salah seorang dari dua imam ‘alaihimas-salaam, ia berkata : “Sesungguhnya penduduk Makkah kafir kepada Allah secara terang-terangan. Dan penduduk Madinah lebih busuk/jelek daripada penduduk Makkah 70 kali lipatnya” [Al-Kaafiy, 2/410; Al-Majlisiy berkata : Muwatstsaq].
Dengan demikian, jelas siapa yang menganut ideologi takfiri sesungguhnya dan tentu saja ajaran sesat merekalah yang paling berbahaya. [AW/ds, dbs]