JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan juru bicara (jubir) Presiden Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi meminta semua pihak agar melihat secara utuh terkait insiden penembakan dan penyerangan di kantor majalah satir penghina Islam, Charlie Hebdo pada Rabu (7/1/2015) kemarin di Paris Perancis.
Adhie menegaskan, penyerangan yang terjadi di Paris itu merupakan hal yang wajar karena umat Islam sangat marah dengan perilaku provokatif Charlie Hebdo yang sering menghina Islam dengan cara membuat karikatur Nabi Muhammad SAW.
Menurut Adhie, banyak pihak tidak menempatkan Islam pada posisi yang adil terkait insiden Charlie Hebdo. “Kalau ada kasus penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad saw dan (ada) umat Islam yang marah, mereka melindunginya dengan jargon ‘Freedom of Speech’ atau ‘Kebebasan Berekspresi’ ? Sungguh diskriminatif,” tegas Adhie, pada Jum’at (9/1/2015).
Di sisi lain, kata Adhie, jika ada yang menghina Yahudi, kelompok anti Islam menyebutnya sebagai “antiSemit”. “Kalau ada yang menghina Yahudi mereka sebut ‘AntiSemit’, dan untuk para penista orang kulit hitam (Negro -red) dianggap ‘racist’, dan bakal dikutuk ramai-ramai. Bahkan, FIFA memberikan hukuman berat bagi pemain bola yang rasis,” kata Adhie.
Adhie menegaskan, umat Islam sangat menghormati agama dan Nabi Muhammad. Maka sangat sensitif jika agama dan Nabi Muhammad dijadikan obyek lelucon, dan olok-olokkan yang selama ini dilakukan oleh media-media barat.
“Bukan hanya Islam dan Nabi Muhammad SAW. Tapi seharusnya mereka paham, umat Islam sangat menghormati agama dan nabinya. Maka sangat sensitif bila dijadikan obyek lelucon. Dan itu sudah sering dibuktikan umat Islam di seluruh dunia,” tandas Adhie. [GA/intgn]