PARIS, PERANCIS (Panjimas.com) – Pemimpin redaksi majalah penghina Islam Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang dikenal sebagai Charb ternyata buronan mujahidin.
Pemred yang tewas dalam penembakan di kantor majalah penghina Islam, Charlie Hebdo di Paris pernah dimuat namanya dalam daftar buronan di majalah al-Qaeda, Inspire Magazine.
Stephane Charbonnier adalah salah satu dari 12 orang, termasuk sejumlah kartunis dan polisi, tewas dalam serangan mematikan yang dilakukan beberapa pria bertopeng dengan senapan Kalashnikov. (Baca: Alhamdulillah Serangan di Markas Charlie Hebdo Tepat Sasaran, Bunuh Pemred dan Kartunis Penghina Nabi Muhammad)
Pemred sekaligus kartunis yang dikenal sebagai “Charb” adalah target lama yang pernah dirilis sebuah majalah yang dirintis Asy Syahid -insya Allah- Samir Khan dan diterbitkan al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP).
Inspire magazine dalam edisi Maret 2013, memajang foto Charbonnier yang dapat dilihat dalam tema utama majalah online tersebut pada halaman 10 dengan judul “Diburu hidup atau Mati karena Kejahatan terhadap Islam.” Dalam rilis tersebut juga yang memuat buronan penghina Islam lainnya seperti Molly Norris, Ayaan Hirsi Ali, Flemming Rose, Morris Swadiq, Salman Rushdie, Girt Wilders, Lars Vilks, Carsten Luste, Terry Jones, dan Kurt Westergaard.
Untuk diketahui, Stephane Charbonnier, Pemred majalah penghina Islam tepat pada awal Januari 2013 lalu pernah menerbitkan komik menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ia bahkan menyatakan komik itu sebagai komik yang menggambarkan biografi Nabi Muhammad versi Charlie Hebdo itu sebagai komik halal karena diedit oleh editor Muslim (baca: liberal).
‘’Kami sudah memiliki gambaran tentang kehidupan Muhammad seperti yang diceritakan oleh sejarawan Muslim. Tidak ada tambahan humor,’’ bunyi pernyataan Charlie Hebdo seperti dikutip Dailybhaskar dari Aljazeera. ‘’Jika bentuknya memunculkan sejumlah hujatan, latar belakangnya sepenuhnya halal,’’ Editor Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, mengatakan kepada AFP, Rabu (2/1/2013).
Ilustrotor majalah penghina Islam itu mengaku dirinya mendapat ide meluncurkan komik biografi tentang Nabi Muhammad sejak enam tahun silam. Charb terinspirasi oleh surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, yang mempublikasi 12 kartun menghina Nabi Muhammad pada September 2005.
Ulah majalah Charlie Hebdo yang berulang kali menghina Nabi Muhammad membuat umat Islam marah. Sebab dalam Islam, hukum penghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam, halal darahnya. Pada 2011, kantor Charlie Hebdo pernah dilempar bom api dan situsnya dibajak setelah menerbitkan edisi ‘Charia Hebdo’ yang memuat beberapa gambar kartun Muhammad.
Stephane Charbonnier mendapat sejumlah ancaman pembunuhan. Penanggung jawab penerbitan Charlie Hebdo yang dikenal dengan nama Charb itu selama ini hidup dalam kawalan pihak kepolisian.
Selain Stephane Charbonnier, tiga kartunis penghina Nabi Muhammad. Cabut, 76 tahun juga disebut Cabu, adalah kartunis dalam majalah Charlie Hebdo yang menghina Islam. Wolinski pria 80-tahun yang telah menggambar kartun sejak 1960-an dan Tignous kontributor majalah yang berusia 57 tahun.
Serangan itu juga menembak mati seorang ekonom dan kontributor majalah tersebut, Bernard Maris, 68.
Tiga orang yang tewas lainnya dilaporkan adalah tamu di kantor majalah itu yakni Editor Michel Renaud, kartunis 73 tahun Philippe Honoré – yang dikenal sebagai Honore – dan korektor majalah Mustapha Ourad.
Dua petugas polisi, Ahmed Merabet dan Franck Brinsolaro, juga termasuk di antara 12 orang yang tewas, menurut media Prancis.
Charbonnier, 47, yang dikenal dengan nama pena-nya Charb berkata “Aku lebih suka mati daripada hidup seperti tikus.” Dia juga menyatakan, dalam menghadapi, “Aku hidup di bawah hukum Perancis, bukan hukum Al-Qur’an.” [AW/dbs]