PESHAWAR (Panjimas.com) – Mujahidin Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) atau Taliban Pakistan mengancam akan melakukan serangan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan serangan massal sebelumnya terhadap Sekolah Umum Angkatan Darat Pakistan, di Peshawar pada 16 Desember 2014 lalu jika rezim Pakistan tidak menghentikan penyiksaan brutal terhadap para tahanan mujahidin Taliban.
Ancaman itu disampaikan melalui sebuah video sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah Pakistan. Seperti dilansir saluran New Delhi Television (NDTV), meskipun video tersebut belum bisa diverifikasi kebenarannya, namun telah beredar di kalangan wartawan pada Selasa (6/1/2015) kemarin yang dikirim melalui surat elektronik oleh Umar Media. Umar Media adalah media yang menjadi kepanjangan tangan TTP.
Dalam video berdurasi 12 menit itu, pemimpin Taliban Pakistan, Maulana Fazlullah terlihat sedang berada di tengah hutan yang dikelilingi para mujahidin Taliban lainnya dengan menenteng senjata api dan dengan wajah tertutup.
Berbicara dalam bahasa Pashto, Fazlullah menyatakan para siswa yang dibunuh di Peshawar pada bulan lalu dimaksudkan sebagai sandera untuk ditukar dengan tahanan TTP. Namun, respon negatif justru ditunjukkan rezim Pakistan dengan melakukan serangan dan tembakan brutal yang akhirnya mengubah rencana awal tersebut.
“Kami membunuh anak-anak dan remaja karena mereka adalah anak-anak Angkatan Darat, dan nantinya mereka akan bergabung dengan Angkatan Darat untuk melawan kami,” kata Fazlullah dalam video tersebut, seperti dikutip dari NDTV, pada Selasa 6 Januari 2015.
Setelah mengungkapkan alasan serangan di Peshawar, Fazlullah kemudian mengeluarkan ancaman. “Saya memperingatkan pemerintah, jika kalian tidak menghentikan penyiksaan terhadap tahanan kami, maka akan ada peristiwa yang akan membuat kalian lupa Peshawar. Ini adalah perang antara kami dan Angkatan Darat. Kalian membunuh milik kami, kami juga akan membunuh milik kalian,” tegasnya.
Di akhir videonya, Fazlullah mengajak dan menyerukan ajakannya kepada masyarakat Muslim Paskistan untuk bergabung dalam kelompok Taliban dan bersama-sama mengangkat senjata lalu menembakkan granat berpeluncur roket kearah rezim boneka Pakistan. [Muhajir/tmp]