JAKARTA (Panjimas.com) – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan, travel warning dan peringatan ancaman “terorisme” yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) dan Australia harus menjadi perhatian khusus dan serius dari pemerintah Indonesia.
Menurut Mbai, AS wajar-wajar saja mengeluarkan sikap tersebut lantaran sangat memperhatikan keamanan warganya yang berada di negara lain. Untuk itu, Mbai mendesak pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) harus reaktif dalam menangkap sinyal potensi ancaman yang diberikan oleh AS dan Australia tersebut.
“Kita harus merespons positif dan meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah juga harus berinstrospeksi,” kata Mbai saat dihubungi Tempo, pada Selasa (6/1/2015).
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, setelah Amerika Serikat (AS), kini giliran Pemerintah Australia yang mengeluarkan travel warning atau peringatan kedatangan bagi warganya yang akan bepergian ke Indonesia. Peringatan tersebut di-posting pada situs resmi Deplu Australia dan Perdagangan Australia (DFAT) pada Senin (5/1/2015). (Baca: Keluarkan Travel Warning, Australia Sebut Teroris Akan Serang Indonesia)
Pemerintah Australia memperingatkan warganya agar tidak menjalani liburan ke Indonesia, khususnya ke pulau Bali karena mewaspadai serangan yang akan dilakukan oleh “teroris”. Dengan travel warning itu, praktis Australia mengikuti jejak Pemerintah AS yang meminta warganya untuk berhati-hati terhadap ancaman “terorisme” di sejumlah bank dan hotel di Surabaya, yang dikeluarkan pada 3 Januari 2015 lalu.
AS dan Australia mengeluarkan peringatan potensi ancaman di Surabaya dan Indonesia pada umumnya, dikatakan oleh mantan Kepala BIN Hendropriyono dan sejumlah pengamat terorisme di Indonesia sebagai langkah preventif mengingat adanya potensi pergerakan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS) yang semakin menguat di Indonesia. [GA]