JAKARTA (Panjimas.com) – Pada Selasa (30/12/2014) lalu, Kedutaan Besar (Kedubes) Negara Syi’ah Iran yang diwakili Konselor Bidang Kebudayaan Besar, Dr Hujjatollah Ebrahimian mendatangi Direktorat Pemberdayaan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), di Kantor Kemenag didaerah Thamrin Jakarta Pusat.
Kedatangan wakil negara Syi’ah Iran tersebut untuk membina kerja sama dalam bidang wakaf dan pengelolaan masjid di Indonesia. Kedatangan Ebrahimian beserta tim disambut langsung oleh Direktur Pemberdayaan Wakaf Ditjen Bimas Islam Kemenag, Hamka beserta jajarannya. (Baca: Awas!! Negara Syi’ah Iran & Kemenag Jalin Kerjasama Kelola Wakaf & Masjid di Indonesia)
Menanggapi kerjasama Negara Syi’ah Iran dan Kemenag yang terjalin semakin intens tersebut, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf mengatakan bahwa para tokoh Islam harus semakin rajin mendatangi umat untuk menjelaskan kesesatan dan penyimpangan Syi’ah.
“Menanggapi kerjasama Iran dengan Kemenag soal masjid, maka setiap masjid harus ditulis, “Masjid ini Bebas Syi’ah”,” tegas Ketua Umum Front Anti Aliran Sesat (FAAS) Jatim kepada Panjimas.com pada Selasa (6/1/2015) via pesan singkat.
Ketua Bidang Organisasi Al Bayyinat Al Islamiyyah Indonesia ini juga menambahkan, para takmkir masjid juga harus berani menyatakan secara terang-terangan penolakan mereka terhadap Syi’ah. Jangan sampai pengaruh Syi’ah sedikitpun masuk dalam lingkungan masjid umat Islam karena hal itu sangat berbahaya.
“Jangan najisi masjid kita dengan masuknya orang orang Syi’ah kedalam masjid umat Islam. Tulis didepan masjid “Masjid Ini Bebas Syi’ah”. Hewan yang dipotong (disembelih) oleh orang Syi’ah, dagingnya tidak boleh kita makan,” tandasnya. [GA]