KUALA LUMPUR (Panjimas.com) – Jelang pergantian tahun masehi, Indonesia dirundung bencana, mulai dari tanah longsor di banjarnegara, erupsi gunung Gamalama, banjir di sejumlah kota, hingga jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
Namun berbagai bencana yang melanda tak membuat pemerintah negeri ini prihatin menghentikan pesta hura-hura menyambut tahun baru 2015. (Baca: Pesta Tahun Baru tetap Digelar Berarti Menari di atas Penderitaan Korban Bencana)
Di Ibu Kota Jakarta sendiri misalnya, meski sudah mendapatkan desakan dari sejumlah tokoh dan Ormas Islam untuk menghentikan perayaan tahun baru, nyatanya Jakarta Night Festival (JNF) yang menelan biaya APBD lebih dari 1 miliar rupiah itu tetap digelar. (Baca: Negeri Dirundung Bencana, Pesta Tahun Baru yang Menelan Dana 1 Miliar Tetap Digelar di Jakarta)
Berbeda dengan Indonesia, Pemerintah Negeri Jiran Malaysia memutuskan untuk tidak menyambut kedatangan Tahun Baru untuk kedua kalinya dalam 10 tahun karena bencana banjir yang melanda.
Pertama kali Malaysia tidak menyambut tahun baru pada 2005 karena 26 Desember 2004 mengalami tsunami mengerikan lebih dari 200.000 korban di Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Maladewa dan Sri Lanka.
Acara-acara yang berjajar di Putrajaya, Dataran Merdeka dan negara-negara bagian seperti Melaka, Penang, Pahang, Negeri Sembilan dibatalkan sebagai tanda penghormatan bagi orang-orang yang menderita banjir besar di Kelantan, Terengganu, Pahang, Perak, Selangor, Perlis, Kedah dan Johor.
Tahun 2014 juga telah penuh dengan tragedi penerbangan untuk Malaysia, terutama hilangnya Malaysia Airlines (MAS), penerbangan MH370 dan penerbangan MH17.
Insiden terbaru adalah tragedi AirAsia Indonesia, penerbangan QZ8501 penerbangan di Laut Jawa.
Perdana Menteri Datuk Seri Mohd Najib Tun Razak sekarang di Kelantan mengunjungi korban banjir dan melihat kerusakan yang disebabkan oleh banjir terburuk dalam 40 tahun.
Kembang api yang biasanya menandai kedatangan tahun baru kini diganti dengan kegiatan di masjid, kuil dan tempat ibadah lainnya menyelenggarakan doa untuk kesejahteraan para korban banjir dan keluarga mereka yang tewas dalam tragedi penerbangan. [AW/Ant, dbs]