BURMA (Panjimas.com)- Sejumlah ekstrimis budha tak dikenal membunuh seorang nelayan rohingya yang berasal dari kota Rashidong di Arakan, pria tersebut bernama Abdul Hafidz Abdul Muthalib berusia 55 tahun. dilansir dari arakanna.com (29/12/14)
Abdul Hafidz bekerja sebagai pencari ikan, meraup sedikit atau banyak dari ikan untuk menafkahi keluarganya, meski kepahitan hidup dan rasa lapar menimpa anak-anak putrinya, abdul hafidz tetap tegar dan semakin sabar dalam mengarungi kehidupan di bawah tekanan keras rezim burma atas kaum muslimin rohingya di arakan. Peristiwa terbunuhnya Abdul Hafidz sesaat setelah ia keluar rumah untuk menangkap ikan disebuah sungai yang dekat dari rumahnya,
Setelah beberapa jam berada di sungai, beberapa orang penduduk menemukan jasad abdul hafidz bergelumur darah terbaring dekat sungai, para saksi mengutarakan, ”di seluruh tubuhnya terdapat banyak luka bekas siksaaan”.
Sumber lain menambahkan, bahwa terbunuhnya Abdul Hafidz meninggalkan seorang istri dan 8 anak putri, mereka hidup dalam keadaan menderita dan kesulitan hidup karena tekanan dahsyat pemerintahan burma atas rohingnya di arakan.
Perlu dicatat bahwa pemerintahan Burma memberlakukan jam malam untuk Rohingya di Arakan juga pada dua tahun lalu di akhir setiap periode, rezim memberlakukan blokade ekonomi dan membuat rakyat muslimin kelaparan sehingga mendorong rakyat untuk migrasi dari negara tersebut. [Nzal/ANA]