JAKARTA (Panjimas.com) – Ternyata tidak hanya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Tedjo Edhy Purdijatno yang gelisah dengan adanya informasi intelijen tentang perekrutan dan perkembangan mujahidin Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS/ISIS) di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng). (Baca: Pemerintah Gelisah Ratusan Mujahidin Asing Daulah Islamiyyah Masuk Poso)
“Poso ini kan sudah banyak WNI maupun asing yang masuk di sana. Pak Presiden sudah meminta untuk diantisipasi agar tidak mengganggu pembangunan di sana,” kata Tedjo usai menjadi pembicara kunci pada sebuah seminar di Jakarta, pada Selasa (16/12/2014).
Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu pun merasakan hal yang sama. Ryamizard mengatakan, ia akan mendesak pihak-pihak terkait untuk menyudahi potensi terorisme di Poso. Hal itu menurutnya termasuk upaya mencegah potensi munculnya dukungan terhadap Daulah Islamiyyah dari wilayah tersebut.
Menanggapi hal itu, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengklaim, hingga saat ini Polri terus berupaya untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan terorisme di Poso.
“Polri melalui Densus 88 Anti Teror Polri dan Polda Sulteng dibantu Baintelkam Polri, Bareskrim Polri dan Baharkam Polri hingga saat ini terus melakukan kegiatan Polisional,” kata Ronny kepada Republika, pada Kamis (18/12/2014).
Ronny menambahkan, Polri juga terus melakukan upaya pencegahan dengan mengajak peran aktif dari masyarakat. “Kami mengajak masyarakat Poso dan Sulteng untuk bersama melakukan upaya pencegahan terjadinya kasus terorisme yang berlanjut di Poso,” ujarnya.
Ronny beralasan, penyebab dari permasalahan terorisme yang berlarut-larut di Poso adalah pucuk pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yakni Santoso yang masih belum bisa tertangkap hingga saat ini. Disamping itu, lanjut Ronny, upaya pencegahan melalui penanaman paham toleransi di Poso juga menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
“Kebersamaan dan kerjasama yang sinergis antara semua pemangku kepentingan di Poso masih perlu digelorakan dan disosialisasikan sehingga terbangun rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat Poso,” kata Ronny. [GA]