NEW YORK (Panjimas.com) – Negara adidaya Amerika Serikat (AS) kembali mendapatkan tekanan dan teror. Sabtu (20/12/2014) lalu, seorang pria bersenjata menembak dua polisi New York hingga tewas saat mereka duduk di dalam mobil patroli. Pria bersenjata itu kemudian menembak dirinya sendiri.
kedua petugas polisi itu tewas dan ditembak dari jarak dekat tanpa adanya peringatan ketika mereka duduk di mobil patroli di persimpangan Bedford-Stuyvesant di Brooklyn, kata Komisaris Polisi William Bratton saat memberikan keterangan pers didampingi Wali Kota New York Bill de Blasio.
“Meski kami masih mempelajari detilnya, jelas bahwa ini adalah pembunuhan dan teror, bahwa para petugas ini ditembak,” katanya de Blasio. Bratton mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Ismaaiyl Brinsley (28) dan mengatakan dia menembak dari kursi penumpang mobil, melepaskan tembakan dengan pistol semi-otomatis.
Dia kemudian lari ke stasiun kereta bawah tanah terdekat dan meninggal di sana karena luka tembak sendiri di kepala, kata Bratton. Sementara polisi yang tertembak, menurut Bratton, diidentifikasi sebagai Rafael Ramos (40) dan Wenjian Liu (32). Liu baru dua bulan menikah dan Ramos punya anak berusia 13 tahun.
Polisi New York sedang dalam tekanan dalam pekan-pekan terakhir ini, dengan protes meletus setelah pembatalan gugatan terhadap petugas polisi berkulit putih yang terlibat dalam pembunuhan Eric Garner (warga berkulit hitam) dalam upaya penangkapan pada Juli 2014 di Staten Island.
Demontrasi terkait kematian Garner datang setelah protes di seluruh negeri terhadap keputusan juri pada November 2014 lalu untuk tidak mendakwa polisi kulit putih yang menembak remaja kulit hitam tak bersenjata di Ferguson, Missouri.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama yang memberikan keterangan singkat tentang pembunuhan di New York saat liburan di Hawaii, harus menenangkan ledakan kemarahan terhadap kebrutalan polisi pada minoritas warga AS berkulit hitam dan beragama Islam. Penembakan polisi di New York City itu merupakan kejadian yang pertama sejak 2011, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters. [Muhajir/Ant/okz]