TERNATE (Panjimas.com) – Belum usai derita bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Banjarnegara, Jawa Tengah, kini bencana gunung meletus dan banjir kembali mengintai bumi pertiwi.
Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), pada Kamis malam, pukul 21.41 WIT meletus dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter dari puncak itu.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Darno Lamane ketika dihubungi, Kamis malam mengatakan, setelah letusan pertama pukul 21.41 wit tersebut diikuti lagi dengan letusan kedua pukul 22.45 WIT dengan ketinggian semburan abu vulkanik 200 meter.
Abu vulkanik yang disemburkan gunung api setinggi 1.700 meter lebih dari permukaan laut itu menyebar ke sejumlah wilayah di Kota Ternate, seperti di Kecamatan Pulau Ternate, Ternate Selatan, Ternate Tengah dan Ternate Utara.
“Masyarakat sebaiknya hanya mendengarkan informasi terkait meletusnya gunung gamalama dari pemerintah setempat, karena kami akan terus menginformasikan perkembangan aktivitas vulkanik gunung gamalam kepada pemerintah setempat,” katanya.
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya pada Kamis sore hingga malam mengakibatkan banjir yang hampir merata di seluruh wilayah Kota Pahlawan itu.
Pantauan di lokasi menyebutkan sejumlah jalan protokol yang terendam air hujan seperti halnya di Jalan Basuki Rachmat, Jalan Ahmad Yani, Panglima Sudirman, Kertaya, Gubernur Suryo, Darmahusada dan lainnya.
Selain itu, sejumlah kawasan permukiman yang sebelumnya tidak pernah terendam banjir, akhirnya terendam, seperti halnya di kawasan permukiman Sutorejo, Petemon, Rungkut dan lainnya.
“Ini merupakan yang pertama kali dalam sejarah rumah saya kebanjiran. Saya tidak menyangka jika bisa banjir. Saya kaget air tiba-tiba masuk ke dalam rumah begitu cepat. Aliran air seperti tsunami kecil,” ujar salah satu ibu rumah tangga di kawasan Perumahan Sutorejo Timur, Dian Puspita.
Kawasan permukiman yang berada di Surabaya timur ini tahun-tahun sebelumnya tidak pernah banjir. Tapi, hujan yang berlangsung cukup lama membuat kawasan pemukiman ini terendam air. Bahkan, air sudah masuk ke dalam rumah ketinggian mulai dari 1 centimeter (cm), 5 cm hingga 15 cm. [AW/ant]