JAKARTA (Panjimas.com) – Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan mengatakan, saat ini masih ada fenomena sekolah negeri di Indonesia yang sering menjalankan praktik agama sesuai agama mayoritas saja. Maka dengan hal itu, fenomena tersebut tidak boleh terjadi lagi.
“Sekolah negeri harus mempromosikan sikap Ketuhanan Yang Maha Esa bukan satu agama,” sebut Mantan Rektor Universitas Paramadina itu dalam konferensi pers usai pelaksanaan silatuhrami dengan seluruh kepala dinas pendidikan seluruh Indonesia di Gedung Kemendikbud, Jakarta, pada Senin (1/12/2014).
Anies menambahkan, untuk mencegah persoalan ini semakin keruh, dirinya akan segera menyusun tata cara dan tata tertib. Peraturan itu akan mengatur mengenai penggunaan doa sebelum dan sesudah sekolah agar tidak didominasi oleh satu agama tertentu, yakni agama Islam saja.
Kendati demikian, mantan Rektor Universitas Paramadina yang dikenal sebagai kampusnya para kalangan Liberal ini mengatakan belum bisa memastikan kapan peraturan itu selesai dibuat dan bisa diterapkan. Dirinya akan segera meminta badan hukum kementeriannya agar segera bekerja membuat peraturan terkait hal ini.
Evaluasi Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menjadi salah persoalan yang disorot. Sebab, pelaksanaan kurikulum tersebut dinilai masih banyak kelemahan sehingga harus dievaluasi. “Kurikulum (2013) mulai dievaluasi Jum’at (28/11/2014) lalu dan dipimpin Profesor Suyanto (Ketua Dewan Pendidikan), mantan Dirjen Pendidikan Menengah,” ujar Anies.
Anies berharap, hasil awal assement atau perkiraan ini bisa segera mungkin disosialisasikan. Hal ini karena pelaksanaan Kurikulum 2013 menurut pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) banyak bermasalah dan sudah berjalan sekitar 50 %.
Selain Kurikulum 2013, Anies turut menyinggung masalah Ujian Nasional (UN). Menurut pria kelahiran Yogyakarta (Jogja) itu, pihaknya saat ini terus mencari formula yang tepat terkait UN. “(Solusi) ujian nasional insya Allah sudah mendekati ujung,” sambung dia. [GA/Lip6]