WELERI, KENDAL (Panjimas.com) – Rasa penasaran tentang apa itu Daulah Khilafah Islamiyyah/Islamic State (IS) yang diumumkan oleh Jubir Islamic State of Iraq and Syam (ISIS), Syaikh Abu Muhammad Al-Adnani pada awal bulan Ramadhan 1435 hijriyah lalu membuat umat Islam di Weleri Kendal Jawa Tengah (Jateng) dan sekitarnya berbondong-bondong mendatangi kajian Islam bertema “Membongkar Khilafah Al Baghdadi”.
Tak hanya itu, sosok Ibrohim bin ‘Awwad bin Ibrohim Al Husainiy Al Qurosyi atau Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi sebagai seorang Kholifah IS juga mengundang daya tarik tersendiri. Sebab, sejak di deklarasikan, Syaikh Al Baghdadi dan IS sering mendapatkan sejumlah fitnah, baik dari media sekuler barat Kafir maupun sejumlah media “Islam” baik dalam dan luar negeri.
Mulai dari fitnah bahwa IS adalah sebuah Daulah Khilafah yang sesat, menyimpang, gampang membunuh sesama Muslim, Khowarij dan sejumlah fitnah lainnya. Sementara itu, Syaikh Al Baghdadi juga mendapat fitnah sebagai seorang Kholifah yang majhul (tidak dikenal), bukan berasal dari kalangan Quroisy, agen Zionis Israel, agen Amerika Serikat (AS), agen Syi’ah dan sejumlah fitnah lainnya yang sangat pedas.
Namun ternyata, serangkaian fitnah tersebut justru malah membuat masyarakat dan umat Islam semakin penasaran dan ingin tahu lebih dalam dan detail tentang Daulah Khilafah dan sosok Syaikh Al Baghdadi. Dengan sejumlah hal itu, Jama’ah Ansharut Tauhid (JAT) Mudiriyah Kendal yang bekerjasama dengan sejumlah elemen Islam di Kendal dan Semarang berinisiatif mengadakan kajian tersebut.
Kajian yang diadakan di Masjid Ulul Albab, Jl. Bahari, Weleri pada Ahad (7/12/2014) pagi itu mendatangkan dua narasumber. Pertama ustadz Fauzan Al Mubarok (Pengurus JAT Mudiriyah Semarang) dan yang kedua ustadz Muhammad Arifin (Alumni Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo).
Acara yang di moderator oleh ustadz Ali Azhar, seorang penerjemah sejumlah kitab-kitab berbahasa Arab dari Kota Semarang ini dimulai pada pukul 09.00 WIB. Setelah menyampaikan muqoddimahnya tentang acara Ahda pagi itu, ustadz Ali Azhar langsung mempersilahkan ustadz Arifin untuk menyampaikan pemaparannya.
Sebagai pemateri pertama, ustadz Arifin secara global menyampaikan materi tentang data dan fakta terbaru tentang sosok Syaikh Al Baghdadi dan perkembangan Daulah Islamiyyah. Selain itu, ia juga mengulas soal pengertian Imamah dan syarat-syarat syar’i terpenuhinya seseorang menjadi seorang imam dan Kholifah.
Sementara itu, ustadz Fauzan menyampaikan materi tentang sejarah Daulah Nabawiyyah yang didirikan oleh Rasulullah SAW, lalu sistem kehidupan bernegara para Kholifah setelah Rasulullah SAW, hingga yang terakhir kekhilafahan Turki ‘Utsmaniy. Dari sejarah itu, ustadz Fauzan lalu mengambil benang merah dengan Daulah Islamiyyah yang kini dipegang oleh Syaikh Al Baghdadi, yang ternyata hampir sama dan sudah sesuai syar’i.
Setelah kajian selesai, seorang jama’ah dari Pekalongan menyatakan bahwa dirinya datang untuk mengetahui lebih dalam tentang IS dan Syaikh Al Baghdadi. “Saya kesini dengan beberapa ikhwan. Kita datang memang ingin tau tentang ISIS ini dan pimpinannya. Sebab di media-media kan issuenya jelek sekali. Tapi ternyata setelah mengikuti ini, pemberitaan di media itu tidak benar,” ujarnya kepada Panjimas.com seusai kajian.
Acara yang dihadiri ratusan jama’ah putra dan putri ini berjalan dengan lancar. Bahkan kedatangan jama’ah yang hadir juga diluar perkiraan panitia. Akhirnya, masjid dua lantai itu terpaksa menggelar tenda agar para jama’ah bisa duduk manis mendengarkan ulasan para pemateri. Selain itu, kajian yang dijadwalkan selesai sebelum dhuhur juga dilanjut hingga ba’da dhuhur karena antusiasme peserta yang hendak bertanya. [GA]