PYONGYANG (Panjimas.com) – Pemerintah Korea Utara (Korut) kembali melakukan perang urat syaraf dengan Amerika Serikat (AS). Melalui medianya, Korut menuduh Amerika Serikat (AS) mengembangkan virus Ebola sebagai senjata biologi. AS juga dituduh menyebarkannya di Afrika Barat dan negara-negara berkembang.
Tuduhan itu muncul dalam editorial Central News Agency (KCNA), media yang dikelola pemerintah Korut di bahwa kepemimpinan Kim Jong-un. Menurut rezim Pyongyang, tujuan AS menyebarkan senjata biologi Ebola agar dapat mempertahankan kekuasannya di Afrika Barat.
“Ebola virus much feared as biological weapon” demikian judul editorial KCNA yang bermakna, “Virus Ebola dikhawatirkan sebagai senjata biologi”. Editorial itu juga ramai dilansir sejumlah media massa di Inggris, salah satunya Independent, pada Minggu (7/12/2014) malam.
”Kekhawatiran meningkat setelah kecurigaan bahwa virus itu dibuat dan disebarkan oleh AS,” salah satu bunyi kutipan dari isi editorial media Pyongyang itu. Tak sekadar menuduh, media itu mengutip seorang ajudan dari mantan Presiden AS, Ronald Reagan yang hanya diidentifikasi sebagai Roberts.
Ajudan Reagan itu, masih menurut KCNA, pernah menyatakan bahwa AS telah menemukan pendahulu (bibit) dari virus Ebola. ”Tujuannya untuk meluncurkan senjata biologi,” imbuh editorial itu mengutip pernyataan Roberts.
Sedangkan Washington Post menduga sosok Roberts yang dimaksud itu adalah Paul Craig Roberts, yang kini dikenal sebagai seorang ekonom AS. Editorial itu juga menyatakan, bahwa AS telah mengucurkan dana US$140 juta kepada sebuah perusahaan farmasi untuk penelitian virus dan memilih Afrika sebagai ajang uji coba penggunaan virus sebagai senjata biologi.
Tuduhan bahwa AS berada di balik biang wabah virus Ebola bukan kali ini saja. Beberapa waktu lalu, warga Afrika Barat yang merupakan kerabat dari korban Ebola yang meninggal di AS juga menuduh hal serupa. Sedangkan hingga kini, pemerintah AS belum merespon tuduhan-tuduhan itu. [Muhajir/snews]