JAWA BARAT (Panjimas.com) – Korban tewas setelah meminum minuman keras (miras) oplosan terus bertambah. Setidaknya ada 16 orang di Garut, 10 orang di Sumedang Jawa Barat (Jabar) yang tewas setelah menenggak miras oplosan. Hal serupa juga terjadi di Jakarta dan Bogor. Sehingga jika digabungkan, jumlah korban yang tewas setelah menenggak miras oplosan ini mencapai 34 orang.
Minuman keras (miras) oplosan jenis “Cherrybelle” di Garut juga terus memakan korban. 3 Orang yang diduga keracunan akibat menenggak miras oplosan jenis itu langsung dilarikan ke RSUD Dokter Slamet Garut. 1 Di antaranya seorang perempuan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV pada Sabtu (6/12/2014), ketiga korban itu bernama Rifal, Rendi, dan Astri adalah warga Kecamatan Wanaraja, Garut. Mereka merupakan teman dari korban miras oplosan yang tewas beberapa waktu lalu.
Sementara itu, petugas medis langsung menolong dengan memberikan obat penguras lambung. Dokter membenarkan jika dalam muntahan para korban terdapat zat metanol. Ketiga korban juga mengaku telah menenggak miras oplosan jenis “Cherrybelle”.
Dengan bertambahnya pasien baru ini, maka total korban setelah meminum miras oplosan yang masuk ke ruang RSUD dokter Slamet Garut menjadi 23 orang, dan 16 di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, 4 pasien lainnya sudah diizinkan pulang pada Sabtu siang.
Sedangkan korban miras oplosan di Sumedang yang masuk ke RSUD Sumedang hingga Jum’at (5/12/2014) pagi juga terus bertambah menjadi 103 orang. “Tadi subuh datang lagi dua pasien, jadi dari 101 bertambah lagi menjadi 103 pasien,” kata Kepala Humas RSUD Sumedang Iman Budiman di Sumedang, pada Jum’at pagi.
“Puncak pengunjung (pasien) yang datang ke sini hari Kamis (kemarin),” ujar Iman. “Jadi, banyak pasien yang ketakutan karena melihat teman-teman yang lainnya meninggal dunia. Mereka merasa meminum minuman oplosan tersebut sehingga berdatangan ke rumah sakit,” lanjut Iman.
Berdasarkan observasi tersebut, ada beberapa pasien yang tergolong dalam kondisi serius sehingga masih harus menjalani perawatan intensif. “Tapi, ada beberapa juga kondisinya yang kritis. Bahkan, ada pasien yang sejak dua hari lalu masuk ke sini, tapi sampai sekarang masih kritis,” jelas Iman seperti dilansir Kompas.
Berdasarkan pemberitaan sejumlah media massa online maupun televisi, korban tewas maupun yang dirawat diperkirakan lebih dari yang dikabarkan media. Sebab, ada sejumlah orang yang menenggak miras oplosan, akan tetapi tidak datang ke rumah sakit atau diketahui keberadaannya. [GA]