JAKARTA (Panjimas.com) – A’wan Syuriyah Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Habib Achmad Zein Alkaf mengatakan, masuknya orang-orang Syi’ah dari luar negeri ke Balikpapan, Pekanbaru dan Makassar berkedok mencari suaka yang akhir-akhir ini hangat diperbincangkan para aktivis, tokoh dan umat Islam bukanlah sesuatu yang terjadi tanpa adanya koordinasi.
Menurut pakar aliran sesat Syi’ah itu, penyusupan tersebut bisa terjadi karena adanya pergerakan yang terstruktur dan rapi. Habib Zein menegaskan, orang Syi’ah dari luar negeri bisa masuk ke Indonesia karena pemerintah selalu lamban dalam mengambil sikap tegas terhadap kelompok sesat tersebut.
“Pemerintah selalu terlambat dalam mengambil sikap. Cara seperti itu sudah mereka lakukan diberbagai negara di Timur Tengah. Memang target mereka sekarang adalah Indonesia. Mereka tahu bahwa pejabat di Indonesia bisa dibeli,” tegas Habib Zein saat dihubungi Panjimas.com pada Jum’at (5/12/2014) sore.
Ketua Bidang Organisasi Al Bayyinat Al Islamiyyah Indonesia ini menambahkan, kelompok sesat Syi’ah yang merupakan ancaman bagi negara harus segera ditindak tegas dan tidak cukup dengan dialog-dialog. Habib juga berharap antara pejabat negara dan ulama bersinergi untuk menindak kelompok Syi’ah yang semakin menggurita.
“Karenanya ulama harus bangun menyelamatkan negara. Keadaan ini tidak bisa dibiarkan. Sebab akibatnya sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia. Aparat jangan menunggu hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi,” tandas Ketua Umum Front Anti Aliran Sesat (FAAS) Jatim ini.
Seperti diiberitakan Panjimas.com sebelumnya, beberapa hari terakhir ini marak beredar pesan singkat, baik melalui Broadcast BlackBerry Messenger (BBM), WahtsApp (WA), SMS maupun jejaring sosial terkait berita penyusupan ratusan orang Syi’ah yang berkedok mencari suaka. (Baca: Beredar Kabar Ribuan Penyusup Syi’ah Berkedok Pencari Suaka Asal Afghanistan Tiba di Balikpapan)
Hal ini diketahui setelah ada berbagai kejanggalan, diataranya; tidak membawa paspor, tidak membawa keluarga, pada sore hari mereka melakukan latihan beladiri dan malamnya melakukan ritual memukul-mukul kepala dan dada sambil berteriak “YA HUSAIN… YA HUSAIN…” seperti kegiatan ritual airan sesat Syi’ah. [AG]