JAKARTA (Panjimas.com) – Tokoh Front Pembela Islam (FPI) Munarman menolak namanya dicatut oleh bekas preman yang kini menjadi Muslim, Anton Medan, untuk membenarkan tindakannya mendukung Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta. Munarman bahkan meminta Anton Medan untuk bertaubat atas tindakannya mendukung Ahok yang didasarkan kesamaan etnis itu.
“Saya minta Anton Medan untuk taubatan nasuha dan berhenti dari perbutan yang menyimpang dari akidah Islam,” kata Munarman seperti dikutip Suara Islam Online, Rabu (03/12).
Sebelumnya, pada Selasa (2/12) malam, saat tampil dalam acara talk show sebuah stasiun televisi nasional di Jakarta, Anton Medan mencatut nama Munarman sebagai pembenaran tindakan dirinya mendukung Gubernur Ahok. Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu mengklaim dekat dengan Munarman.
Selain itu, Anton yang mengaku sebagai pengasuh pondok pesantren itu memuji-muji Ahok dengan mengatakan sifat Ahok lebih Islami ketimbang pejabat Muslim yang korupsi. Ia bahkan menyalahkan umat Islam yang melakukan aksi damai menolak Ahok.
Atas klaim itu, Munarman membantah. Ia mengaku telah lama tidak berkomunikasi dengan Anton. Soal pesantren, kata Munarman, sudah lama pesantren yang dibuat Anton tutup karena tidak jelas kurikulum dan manajemennya.
Pembelaan Anton untuk Ahok disebut Munarman sebagai argumentasi yang didasarkan pada hawa nafsu, bukan berdasarkan Alquran dan Assunnah. Pembelaan Anton kepada Ahok tak lebih hanya kerana merasa sesama keturunan China.
“Dalam Islam itu, ikatan akidah di atas ikatan kesukuan dan ikatan lainnya. Jadi kalau Anton Medan lebih memilih ikatan kesukuan dia sama Ahok daripada ikatan akidah, maka artinya dia kembali ke jaman jahiliyah,” tegasnya.
Munarman sendiri terang-terangan menunjukkan rasa tidak sukanya bila ada orang yang masih memilih bergaya hidup jahiliyah walaupun sudah masuk Islam.
“Dan nggak usah ngaku-ngaku dekat sama saya kalau lebih memilih kehidupan ala jahiliyah,” pungkas advokat senior itu. [AW/SI]