JAKARTA (Panjimas.com) – Aksi demo penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan penolakan kedatangan Presiden Jokowi oleh gabungan Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) di Pekanbaru, Riau pada Selasa (25/11/2014) sore lalu berbuntut panjang.
Selain terjadi aksi biadab dan keji oleh anggota Polri yang menginjak-injak musholla di dekat RRI masih menggunakan seragam lengkap termasuk sepatu, ada pula korban mahasiswa yang dipukuli oleh polisi, dan akhirnya para polisi pelaku pemukulan dan pelecehan musholla itu dilaporkan ke Propam.
Menurut Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Agus Rianto, aksi pemukulan terhadap mahasiswa dan pelecehan musholla yang merupakan tempat suci umat Islam itu sudah secara resmi dilaporkan ke Propam dan sebagai bukti, ada empat korban pemukulan yang menjalani visum.
“Laporan ke propam sudah dibuat, ada empat korban yang menjalani visum,” ucap Agus Minggu (30/11/2014) seperti dilansir Tribunnews.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Pol Sutarman mengaku akan menindak tegas anggotanya yang menangkap mahasiswa hingga masuk ke dalam musholla Assyakirin RRI Kota Pekanbaru yang masih menggunakan sepatu di rumah ibadah itu.
“Kalau memang ada pastinya kita akan lakukan penindakan,” kata Sutarman, pada Jum’at (28/11/2014) di Mabes Polri.
Mengenai aksi anak buahnya itu, Sutarman beralasan itu adalah ekses dari suatu kegiatan yang menurutnya hal itu memang melanggar. “Mungkin itu ekses dari satu kegiatan. Saya kira itu melanggar norma yang berlaku di lingkungan tempat suci dan ibadah,” ujarnya.
Terkait hal itu, pihak Mabes Polri pun sudah menyampaikan permintaan maaf pada umat Islam yang disampaikan oleh Agus Rianto. Namun, kutukan dan kecaman terus berdatangan dari sejumlah tokoh dan elemen umat Islam terkait aksi biadab polisi tersebut. [GA]