LEBANON (Panjimas.com) – Pemimpin dewan militer Kalamoon Revolusioner, Maher al Arsali mengatakan, sebagian besar milisi Syi’ah Hizbullah Lebanon memberontak terhadap pemimpinnya di Lebanon. Mereka memutuskan untuk kembali ke Lebanon karena belum mendapatkan bayaran.
Seperti diketahui, milisi Syi’ah Hizbullah Lebanon telah berkembang menjadi sebuah organisasi dengan kursi di Pemerintah Lebanon. Namun, kondisi di kelompok Syi’ah itu sedang tidak harmonis terkait belum dibayarnya sejumlah milisi yang dikirim ke Suriah dan Iraq untuk memerangi Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS).
“Pengikut Hizbullah memberontak terhadap keputusan kelompok, dan kembali ke Lebanon. Hal itu dilakukan sebagai bentok protes karena tidak mendapatkan dibayar selama beberapa bulan,” kata Al Arsali, sebagaimana diberitakan Iraqi News, pada Senin (1/12/2014).
“Tidak mengistimewakan keluarga rekan mereka yang mati, yang memicu kemarahan mereka dan mereka memutuskan untuk kembali ke negara mereka, meninggalkan pertempuran meskipun upaya rezim di Damaskus untuk mencegah mereka kabur. Kini, status mereka menjadi buronan,” kata Al Arsali.
Al Arsali menambahkan, insiden pemberontakan ini menjadi yang pertama kali didalam kelompok Syi’ah Hizbullah. Praktis, hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin kelompok tersebut terkait kepentingan mereka di Suriah dan Iraq. [Muhajir/okz]