JAKARTA (Panjimas.com) – Ustadz Bernard Abdul Jabar, mantan misionaris yang berasal dari agama Katolik ini membeberkan cara yang paling efektif menghadapi kasus Kristenisasi.
Pria kelahiran Malang 37 tahun lalu ini, bernama asli Bernardus Doni dengan keluarga besar penganut Katolik. Sebagai misionaris ia pernah mendapatkan tugas penting melakukan Kristenisasi, bahkan dikirim untuk mempelajari Islam dengan tujuan untuk memurtadkan orang Islam.
Namun, alih-alih memperdalam Islam sebagai bagian dari misi Kristenisasi, Bernard justru mendapat hidayah dan masuk Islam pada tahun 1999.
Sebagai mantan misionaris dan kini telah bertaubat memeluk Islam, Ustadz Bernad geram dengan aksi Kristenisasi. Apalagi, baru-baru ini terbongkar melalui sebuah video yang diunggah di Youtube berjudul “Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta” yang begitu menggemparkan. (Baca: Miris, Sasaran Kristenisasi Terselubung di Car Free Day Jakarta, Anak-anak, ABG dan Lansia)
Menurut Ustadz Bernard watak orang-orang Kristen itu akan terus berupaya melakukan pemurtadan terhadap umat Islam sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 120:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…”
Buat apa dibawa ke kantor polisi, besok juga mereka bebas lagi. Yang penting itu kasih pelajaran dulu! Bonyokin dulu, karena cuma itu caranya yang efektif
Oleh sebab itulah, kegiatan Kristenisasi akan tetap marak, apalagi di Indonesia mayoritas berpenduduk Muslim, akan terus menjadi sasaran utama.
“Sampai kita mati pun bakal masih tetap ada kristenisasi, dengan adanya kita atau tidak adanya kita akan terus berlangsung,” kata Ustadz Bernard Abdul Jabbar saat menjadi pembicara di Temu Pembaca Suara Islam dan Majelis Taqarub Ilallah (TPSI-MTI) di Masji Abu Bakar Shiddiq, Jl. Otista Raya, Cawang, Jakart Timur, pada Sabtu (29/11/2014).
Ustadz Bernard pun menceritakan pengalamannya menghadapi misionaris yang melakukan Kristenisasi terhadap umat Islam, bahkan sampai ke kampong-kampung.
“Berdasarkan pengalaman kita beberapa bulan yang lalu ada dari Saksi Yehova melakukan pemurtadan langsung ke kampung-kampung, membagikan brosur-brosur. Kemudian ada yang lapor, ‘ustadz mereka ini ngajak-ngajak kita masuk Kristen, gimana?’ Akhirnya mereka itu ditangkap, warga bilang mau dibawa kepolisi, saya bilang jangan! Hari ini dibawa ke polisi, nanti sejam, dua jam atau besok mereka bebas,” ujarnya.
Lantaran kesalnya, Ustadz Bernard pun memberi pelajaran sang misionaris agar mereka kapok.
“Udah saya bilang, suruh warga gebugin dulu sampai babak belur. Akhirnya digebukin mereka sampai babak belur, baru dibawa ke kantor polisi. Jadi begitu caranya!” tegasnya.
Menurut Ustadz Bernard, meski mayoritas di negeri ini Umat Islam pada hakikatnya tidak memilki kekuasaan karena negara ini tidak diatur Syariat Islam. Sehingga apabila ada kasus yang mengancam aqidah umat seperti Kristenisasi maka penangananya tidak akan maksimal.
“Buat apa dibawa ke kantor polisi, besok juga mereka bebas lagi. Yang penting itu kasih pelajaran dulu! Bonyokin dulu, karena cuma itu caranya yang efektif,” tandasnya. [AW]