SURIAH (Panjimas.com) – Rezim Syi’ah Nushairiyyah Suriah melalui Menteri Luar Negeri (Menlu), Walid al-Moualem menilai serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang tergabung dalam koalisi salibis internasional tak mampu melemahkan Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS). Hal ini dikarenakan tak ada tanda-tanda IS melemah, IS justru mampu merekrut anggota baru dari berbagai belahan dunia.
“Semua indikasi mengatakan bahwa (IS) sampai hari ini, setelah dua bulan serangan udara pasukan koalisi, tidak melemah,” kata Walid dalam wawancara dengan stasiun TV di Beirut, Al Mayadeen, seperti dilansir Reuters, pada Sabtu (29/11/2014).
Pemerintah Syi’ah Suriah menyatakan bersedia bergabung dalam perang melawan IS, tapi AS menolak untuk berurusan dengan Presiden Syi’ah Nushairiyyah Suriah, Bashar al-Assad. Hal itu karena pemerintah AS menganggap Bashar Assad telah kehilangan legitimasi dan harus meninggalkan kekuasaannya.
“Jika Dewan Keamanan (PBB) dan Washington tidak memaksa Turki untuk mengontrol perbatasan, maka semua tindakan ini tidak akan menghilangkan IS,” ujar Walid.
Pemerintah AS beserta koalisi salibis internasional telah melakukan serangan udara ke sejumlah lokasi yang menjadi tempat persembunyian IS di Suriah sejak bulan September 2014 lalu. Walau telah membunuh banyak warga sipil dan mujahidin IS, tapi serangan udara AS belum mampu menghentikan serangan-serangan IS ke kota-kota di Iraq dan Suriah. [Muhajir/dtk]