JAKARTA (Panjimas.com) – Sekretaris Bidang Wakaf dan Hukum Dewan Masjid Indonesia, Ustadz Fahmi Salim mengutuk aksi brutal aparat kepolisian yang melecehkan kesucian masjid dan musholla.
Hal itu menyusul sikap aparat kepolisian yang memasuki musholla tanpa melepas sepatu serta menganiaya mahasiswa Universitas Riau di dalam Musholla saat menolak kenaikan harga BBM dan kedatangan Presiden Jokowi ke Riau. (Baca: Biadab! Tanpa Melepas Alas Kaki Aparat Polisi Kejar & Pukuli Mahasiswa di Dalam Musholla)
Beberapa hari berikutnya, aparat kepolisian menembakkan gas air mata ke arah masjid Umar Bin Khattab, saat mencegah aksi demonstrasi mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. (Baca: Astaghfirullah, Polisi Lecehkan Rumah Allah Lagi, Masjid Umar Bin Khattab Ditembaki Gas Air Mata)
“Itu tindakan yang berlebihan, bahkan kalau boleh kita bilang itu tindakan barbar. Polisi itu harus menjaga diri dan menahan diri tidak langsung melakukan aksi masuk ke dalam tempat suci, tempat kita bersujud kepada Allah,” kata Ustadz Fahmi Salim kepada redaksi Panjimas.com, Kamis (27/11/2014).
Namun di sisi lain, Ustadz Fahmi Salim juga meminta mahasiswa untuk menghindari tempat-tempat suci seperti masjid dan musholla saat melangsungkan aksi demonstrasi.
“Begitu juga mahasiswa jangan terpancing, terprovokasi dan jangan juga memancing polisi untuk masuk ke musholla atau masjid. Sebaiknya area tersebut dihindari dari demonstrasi. Intinya kedua belah pihak harus menjaga dan menahan diri,” ujar tokoh muda Muhammadiyah yang juga pengurus Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) tersebut.
Sebagai pengurus Dewan Masjid Indonesai (DMI), Ustadz Fahmi Salim meminta semua pihak menahan diri dan tidak mengulangi aksi yang bisa mencoreng kesucian tempat ibadah.
“Kita akan mereview laporan-laporan yang masuk, kemudian nantinya kita minta pemerintah dan semua pihak untuk tidak mencoreng kewibawaan dan kesucian masjid,” ungkapnya. [AW]