KLATEN (Panjimas.com) – Aksi biadab aparat kepolisian saat membubarkan aksi demonstrasi para mahasiswa yang menolak kenaikan BBM terus menuai kritikan dan kecaman. Pasalnya, aparat kepolisian dengan tanpa melepas alas kaki mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam musholla yang merupakan tempat suci dan ibadah umat Islam.
Aksi tersebut terjadi saat kepolisian membubarkan paksa demonstrasi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Pekanbaru, Riau, pada Selasa (25/11/2014) sore di depan Kantor RRI untuk menolak kenaikan harga BBM dan rencana kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pekanbaru.
Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda (KOKAM) Muhammadiyah Klaten Jawa Tengah (Jateng) menilai, tindakan polisi tersebut sangat biadab dan termasuk menghina Islam. KOKAM Klaten juga menduga, aksi biadab polisi tersebut untuk menyenangkan hati sang “juragan”, yakni Presiden Jokowi.
“Biadab!! Polisi itu berseragam tetapi tidak tahu aturan. Polisi itu mungkin non muslim atau abangan, tidak sholat. Jika muslim ceritanya pasti lain. Karena nafsu sebagai benteng utama kebijakan Jokowi, maka dengan segala upaya bisa bertindak melegakan juragannya, walau menindas rakyat yang seharusnya dilindunginya,” tegas Komandan KOKAM Klaten, Muhammad Ismail kepada Panjimas.com, pada Kamis (27/11/2014).
Seperti diberitakan Panjimas.com sebelumnya, polisi melakukan aksi biadab saat membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan BBM. Pasalnya aparat kepolisian dengan tanpa melepas alas kaki mengejar dan memukuli mahasiswa hingga ke dalam musholla.
Aksi tersebut terjadi saat kepolisian membubarkan paksa demonstrasi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru, Riau, pada Selasa (25/11/2014) sore di depan Kantor RRI untuk menolak kenaikan harga BBM dan rencana kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pekanbaru.
“Kami punya izin untuk demonstrasi ini. Tapi, ketika mau pulang, kami diprovokasi dan kawan-kawan saya kemudian dikejar sampai masuk musholla,” kata Suheri seperti diberitakan Pekanbaru Pos, Selasa (25/11/2014). Akibat dari tindakan brutal ini, sekitar 25 mahasiswa mengalami luka berat, ringan dan satu orang kritis karena tindakan refresif aparat kepolisian tersebut. [GA]
BERITA TERKAIT:
- MUI Pusat: Aksi Brutal Polisi Aniaya Mahasiswa di Musholla Hina Rumah Ibadah
- Terungkap, Mahasiswa yang Dipukuli Polisi Sedang Berdoa Usai Sholat
- Kronologis Aksi Brutal Polisi Aniaya Mahasiswa di Musholla
- LUIS: Kapolri Harus Minta Maaf & Memberi Sanksi Pada Pelaku Pelecehan Terhadap Musholla
- FUI: Polisi yang Injak-Injak Musholla Sebagai Tempat Ibadah Umat Islam Seperti PKI
- FUI: Polisi yang Injak-Injak Musholla Harus Dipecat & Dihukum Berat