JAKARTA (Panjimas.com) – Hati manusia memang tidak bisa ditebak dan lisannya juga tidak bisa dipegang 100 persen. Kemarin bilang A, namun hari depan bisa saja berkata B. Intinya siapa saja yang tidak konsisten dengan ucapan dan sikapnya, maka ia akan mendapat cibiran dari masyarakat. Dan itu terlihat pada group band Slank.
Pada tahun 2005 saat tampuk pemerintahan Indonesia dipegang oleh rezim Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan tinggi, Slank menciptakan lagu yang terdapat pada album Slank Kissme. Berikut ini liriknya:
Generasi masa depan
Gak berpendidikan… Penyakitan!
Generasi masa depan
Gak berpendidikan… Penyakitan!
BBM naik sama dengan
Rakyatnya jadi pada miskin
Kita disuruh ngirit-ngirit
DPR minta naik gaji…
Bbm naik sama dengan
Rakyat gak punya apa-apa
Diminta hidup sederhana
Para pejabat foya-foya oya… Aha…
BBM naik sama dengan
Hidup penuh tanda tanya
Kelebihan dananya kemana?
Tambah noda hitam pertamina oya!… Aha
Slank sendiri juga sudah dua kali menggarap lagu sindiran terhadap pemerintah mengenai kenaikan harga BBM yang mencekik dan menyesengsarakan rakyat kecil. Lagu pertama berjudul “Naik-Naik ke Puncak Gunung” pada tahun 1998 dan yang kedua berjudul “Kritis BBM”.
Dan seperti diketahui bersama, pada saat Pilpres 2014 ini, Slank termasuk salah satu artis pendukung Capres Jokowi-Jusuf Kalla (JK) yang paling setia. Dan setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden pada bulan lalu, group band ini memutuskan untuk menarik dukungan mereka.
Namun ternyata, Slank tidak konsisten dengan sikapnya selama ini yang mengkritik dan mengecam pemerintahan SBY-JK soal kenaikan harga BBM. Slank pada tahun 2014 ini seakan lupa dengan lirik lagunya sendiri, dan tidak mempermasalahkan kebijakan rezim Jokowi-JK untuk menaikan harga BBM.
Menurut Slank, harga BBM bersubsidi yang dinaikkan rezim Jokowi-JK hingga Rp 2.000 perliter adalah hal wajar. Yang terpenting, dari kenaikan harga itu sampai kepada masyarakat yang kurang mampu. “Anggap saja sedekah Rp 2.000 perliter. Buat orang miskin ini kan,” kata drummer Slank, Bim Bim di kawasan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta, pada Sabtu (22/11/2014) seperi dilansir Liputan6.
Ditanya keberatan atau tidak dengan naiknya harga BBM, Bim Bim malah mengibaratkan grup bandnya dengan sang manajer, yang juga ibundanya, Bunda Iffet. Selama yang mengelola ia percaya, selama itu pula tidak menjadi soal baginya.
“Tergantung. Istilahnya gini, kalau manager Slank yang mengatur keuangan kan Bunda, pasti gua percaya dong. Tapi kalau yang megang orang lain itu mungkin gua ga percaya. Dan gua percaya Jokowi,” tandas Bim Bim.
Perbedaan sikap Slank disaat rezim SBY-JK dan diwaktu rezim Jokowi-JK soal kenaikan harga BBM mengundang reaksi beragam dari masyarakat, khususnya fans Slank dan mantan pendukung Jokowi-JK. Dan rata-rata, mereka merasa kecewa dengan sikap Slank yang tidak konsisten dengan yang sebelumnya. [GA/dbs]