JAKARTA (Panjimas.com) – Perbedaan sikap group band Slank disaat rezim Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) dan diwaktu rezim Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) soal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mengundang kecaman dari masyarakat.
Dan dukungan yang tak lumrah itu ternyata benar-benar menjadi pertaruhan nama besar Slank. Di awal kemunculan Jokowi sebagai calon presiden (Capres), Bimbim dkk dengan nyata mendukungnya. Bahkan untuk mendongkrak tingkat keterpilihan Jokowi menjadi Presiden, Slank menggelar konser Salam Dua Jari.
Konser Salam Dua Jari yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) sesaat sebelum digelar pemungutan suara memang efektif. Konser yang diakui didanai dari hasil patungan itu membludak. Jokowi juga hadir menyampaikan pidatonya.
Saat Jokowi menaikkan BBM, Slank juga mendukungnya. “Kita enggak bisa tutup mata. Pemakaian energi kita terlalu boros. Ini kesempatan buat ngirit, tapi ada bantuan untuk infrastruktur,” kata Abdee, salah seorang personel Slank di Jakarta, pada Sabtu (22/11/2014).
Sikap ini pun memantik reaksi negatif dan keras dari masyarakat dan kalangan netizens. Slank yang dikenal kritis terhadap lagu-lagunya berbanding terbalik dengan sikap yang ditunjukkannya dengan mendukung harga BBM yang dinaikkan oleh Jokowi sebesar Rp 2.000 perliter untuk premiun (bensin) dan solar.
“Jokowi pipis sambil jalan juga pasti di dukung,Pret!” kata Harga diri dengan akun @SoehandaAR beberapa menit yang lalu.
Kicaun yang sama juga dilakukan Dewisuryani dengan akun @SoeryanieDewi. Ia menyinggung sikap Slank yang seenaknya memberikan dukungan kepada Jokowi soal kenaikan BBM tanpa memikirkan orang lain, khususnya rakyat kecil. “Artis mah ga ngaruh x ya bbm mw naik berapapun,” kicau Dewisuryani.
Sementara itu, Bambang Ts dengan akun @bambangts menyinggung Slank dengan mengajaknya bernyanyi lagu BBM. Ya, Slank memang punya lagu “Kritis BBM” yang dirilis tahun 2005 dengan nada mengkritik Pemerintah SBY-JK dan DPR RI. “Yuk nyanyi lagu BBM…,” kicaunya. [GA/jppn]
BERITA TERKAIT: